Jumlah Pengguna Cetak Rekor, TikTok Ramal Pendapatan Naik 111%
Induk TikTok, ByteDance memperkirakan pendapatan sepanjang tahun lalu meningkat lebih dari dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy). Jumlah pengguna aktif bulanan pun disebut-sebut menyentuh rekor, yakni 1,9 miliar pada akhir 2020.
Jumlah pengguna itu mencakup TikTok, Douyin, aplikasi agregasi berita Toutiao, dan lainnya. The Wall Street Journal mencatat, angka ini pertama kali diraih.
“Pendapatan tahun lalu US$ 34,3 miliar atau naik 111% yoy” kata manajemen senior di ByteDance kepada karyawan dalam pertemuan, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (18/6). Sedangkan laba kotor meningkat 93% menjadi US$ 19 miliar.
Valuasi perusahaan Tiongkok itu pun disebut-sebut mencapai US$ 100 miliar.
Sedangkan Sensor Tower melaporkan, pendapatan bruto TikTok US$ 110 juta atau Rp 1,5 triliun per Februari. Ini merupakan yang terbesar di dunia untuk kategori aplikasi non-gim.
Pendapatan aplikasi besutan ByteDance itu meningkat 1,9 kali lipat dibandingkan Januari (month to month/mtm). "TikTok menjadi aplikasi dengan berpenghasilan kotor tertinggi di dunia," demikian isi laporan, dikutip dari South China Morning Post, pada Maret (9/3).
Sekitar 79% berasal dari pengguna Douyin di Tiongkok. Douyin merupakan aplikasi TikTok khusus di Negeri Panda.
Kontribusi terbesar kedua dari pengguna di Amerika Serikat (AS) yakni 8%. Disusul oleh Turki 3%.
SensorTower mencatat, TikTok menjadi aplikasi dengan jumlah unduhan terbanyak di dunia per Februari, yakni lebih dari 56 juta kali. Sebanyak 18% berasal dari Tiongkok, dan 11% AS.
Dengan pencapaian-pencapaian itu, ByteDance merekrut mantan eksekutif Xiaomi Shou Zi Chew sebagai chief financial officer pada awal tahun ini. Itu dinilai menandakan perusahaan bersiap mencatatkan saham perdana alias IPO.