Indosat Jalankan Dua Strategi Menyaingi 5G Telkomsel dan Smartfren
Indosat menggelar jaringan internet generasi kelima alias 5G di lima kota sejak dua pekan lalu (14/6). Untuk bisa bersaing dengan operator seluler lain seperti Telkomsel dan Smartfren, Indosat berfokus pada ekosistem dan teknologi.
Perusahaan telekomunikas bernuansa kuning itu menyediakan internet 5G menggunakan spektrum 1,8 GHz. Sedangkan Telkomsel 2,3 GHz.
Lalu Smartfren menguji coba 5G pada spektrum 28 GHz yang termasuk milimeter-wave (mmWave) atau pita frekuensi tinggi. Namun Smartren belum resmi menyediakan internet 5G di Indonesia.
Untuk menyaingi kedua operator seluler itu, Indosat berfokus pada ekosistem dan teknologi. “Kami mau memperlihatkan bahwa 5G tidak hanya soal kecepatan," kata SVP Head of Network Operation Indosat Ooredoo Agus Sulistio saat peluncuran 5G di Solo, Selasa (22/6).
Berdasarkan hasil uji coba, kecepatan akses internet 5G milik Indosat mencapai 540 megabyte per detik. Sedangkan tingkat latensi atau keterlambatan pengiriman data sekitar 10 milidetik.
Indosat menguji coba 5G menggunakan ponsel pintar (smartphone) Xiaomi Mi 11 dan Huawei P40. Tidak ada kendala saat uji coba, dan akses internet berjalan baik.
Agus menilai, kecepatan itu sudah cukup untuk menjalankan fungsi teknologi seperti Internet of Things (IoT). Indosat memang menyasar sektor manufaktur yang menggunakan IoT untuk otomasi operasional.
"Kami menyiapkan fondasi yang kuat dari sisi ekosistem. Kami juga berinovasi, dan menggelar jaringan 5G yang lebih luas," ujar Agus.
Dari sisi ekosistem, layanan 5G Indosat baru tersedia di lima kota yakni Solo, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makasar. Perusahaan menargetkan bisa mencakup 10 kota hingga akhir tahun ini.
Selain itu, menyasar sektor manufaktur. Oleh karena itu, Indosat memanfaatkan teknologi dynamic spectrum sharing.
Teknologi itu dapat mengatasi keterbatasan spektrum dalam menggelar layanan 5G. Selain itu, memungkinkan frekuensi menjalankan dua teknologi secara bersamaan.