Wawancara Eksklusif Indosat: Pasar Potensial Internet 5G di Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
24 Juni 2021, 15:16
indosat, 5g indosat, internet, 5g, umkm, manufaktur
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pria melintas di depan gedung Indosat, Jakarta Pusat.

Indosat resmi menggelar jaringan internet generasi kelima atau 5G di Indonesia sejak dua pekan lalu (14/6). Operator seluler ini menyasar sektor business to business (B2B), khususnya manufaktur dalam menyediakan layanan ini.

Saat ini, internet 5G Indosat baru tersedia di Solo, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makasar. Perusahaan menargetkan bisa menjangkau 10 kota hingga akhir tahun ini.

Perusahaan telekomunikasi itu menggunakan spektrum frekuensi 1,8 GHz untuk menghadirkan 5G. Berdasarkan hasil uji coba, kecepatannya mencapai 540 megabyte per detik dan latensi sekitar 10 milidetik.

Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang menyampaikan, perusahaan berfokus menyasar sektor korporasi dalam menghadirkan 5G. "Ini untuk sektor yang membutuhkan latensi rendah. Ini artinya industri manufaktur, kesehatan, UMKM, dan (bidang) supply chain," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (23/6).

Dalam riset bertajuk ‘Ericsson Mobility Report 2020’, sektor manufaktur merupakan pasar utama internet 5G. Disusul oleh sektor energi, serta media dan hiburan.

Riset itu juga menyebutkan bahwa operator seluler Indonesia bisa meraup pendapatan US$ 8,2 miliar atau Rp 116,1 triliun pada 2030, jika mengadopsi 5G.

Menurut Ericsson, operator seluler yang mengadopsi 5G sedini mungkin akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada 2030. Telstra misalnya, operator pertama di Australia yang mengembangkan 5G dan menguasai 50% pangsa pasar layanan seluler.

Kemudian LGU di Korea Selatan yang diklaim mempunyai daya tawar pangsa pasar besar setelah mengembangkan 5G pertama di negaranya. Teknologi 5G dianggap membuka kemungkinan keunggulan kompetitif.

Katadata.co.id pun berbincang dengan Steve terkait potensi pasar 5G di Indonesia. Selain itu, strategi Indosat untuk bersaing dengan operator seluler lain yang menghadirkan 5G.

Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang
Senior Vice President Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang (Indosat)

Seberapa besar potensi 5G di Indonesia, sehingga operator seluler gencar menggelar jaringan 5G?

Indosat bukan gencar mengembangkan 5G, tapi berinovasi. Internet 4G akan tetap yang utama, searah dengan pemerintah. Bukan berarti investasi di 4G akan terhenti dengan adanya 5G. Ini akan terus berjalan seiring pemanfaatan teknologi masyarakat.

Untuk 5G sendiri, akan disesuaikan dengan ekosistem. Sejak awal, kami tidak ingin masyarakat terjebak pada kecepatan (pengiriman data), sehingga berfokus mencari handset (gawai) paling baik.

Jika fokus pada penggunaan, masyarakat akan tahu 5G ini untuk siapa? Ini untuk sektor yang membutuhkan latensi rendah. Ini berarti industri manufaktur, kesehatan, UMKM, dan bidang supply chain.

Kami ingin beradaptasi dan membawa teknologi sesuai kebutuhan sekarang. Kebutuhannya ada di pasar B2B.

Bagaimana Indosat melihat potensi 5G B2B?

Enterprise, perusahaan manufaktur, otomotif, kesehatan, transportasi butuh itu (5G). Jadi, target kami bukan masyarakat pada umumnya yang hanya membeli smartphone.

Kami gelar 5G sesuai konteks yakni transformasi digital Indonesia dan pertumbuhan ekonomi. Kalau berfokus ke konsumen saja, tujuan kami tidak akan tercapai.

Apa sektor B2B yang diincar Indosat dan bagaimana manfaat 5G bagi industri itu?

Sangat besar. Kami bisa masuk, karena 5G membantu industri manufaktur semakin cepat bergerak di masa yang berat ini (pandemi corona). Internet 5G menjadi semacam titik terang buat mereka. Industri butuh solusi agar produksi lebih efisien dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain manufaktur, kami menyasar small business karena potensinya besar. UMKM di Indonesia sekitar 60 juta dan butuh bertransformasi ke digital. Otomatis layanan harus bisa mencakup apa yang mereka butuhkan.

Oleh karena itu, sejak awal, strategi kami bermitra. Infrastruktur dan device siapa yang menyelesaikan? Maka, saat kami meluncurkan 5G di Solo, Jawa Tengah, kami datang dengan partner.

Soal smart city, kami bermitra dengan Huawei. Kemudian untuk UMKM, dengan Google.

Kuncinya itu. Indosat tidak pernah sendiri menggarap B2B ini. Solusi datang dengan infrastruktur juga. 

Bagaimana keuntungan bagi industri telekomunikasi lewat 5G?

Ada fokusnya yakni transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...