Empat Rahasia Xiaomi yang Bisa Kalahkan Penjualan Ponsel Apple
Xiaomi menggeser posisi Apple dengan penjualan ponsel pintar (smartphone) terbanyak kedua di dunia pada kuartal II. Canalys menilai, perusahaan asal Tiongkok ini mengandalkan empat strategi untuk mendongkrak pengiriman.
Canalys mencatat, pengiriman ponsel Xiaomi meningkat 83% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II. Sedangkan penjualan gawai Apple hanya tumbuh 1%.
Alhasil pangsa pasar Xiaomi mencapai 17% secara global, melampaui Apple 14%. Posisi pertama masih ditempati oleh Samsung dengan 19%.
Canalys mengungkapkan setidaknya empat strategi Xiaomi untuk mendongkrak penjualan. Pertama, mempercepat ekspansi.
"Xiaomi mengembangkan bisnis luar negeri dengan cepat," kata manajer riset Canalys Ben Stanton dikutip dari CNBC Internasional, akhir pekan lalu (16/7).
Di Amerika Serikat (AS) misalnya, pengiriman ponsel Xiaomi naik 300% yoy. Di Eropa Barat meningkat 50%.
Kedua, menggenjot produksi dan meluncurkan banyak produk baru. Asia Nikkei Review melaporkan, Xiaomi memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta unit kepada pemasok.
Jumlah tersebut jauh melebihi pesanan tahun lalu. Oleh karena itu, pengiriman ponsel Xiaomi sudah diprediksi akan melampaui tingkat rata-rata pengiriman tahunan iPhone.
Kepada pemasok, Xiaomi mengatakan bahwa mereka memiliki target internal yang lebih tinggi untuk tahun ini. Perusahaan menargetkan bisa mendistribusikan smartphone hingga 300 juta unit.
Ketiga, mempertahankan strategi ponsel murah. Canalys mencatat, harga jual rerata ponsel Xiaomi lebih murah 40% dibandingkan Samsung dan 75% daripada Apple.
Kepala Global Times, pendiri Xiaomi Lei Jun mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan pada tahun ini memperjelas keunggulan strategi dari sisi harga.
"Kami bertujuan mempertahankan pola pikir yang berorientasi teknologi dan hemat biaya sambil tetap membuat produk paling baik di pasar," kata Lei Jun dikutip dari Global Times, akhir pekan lalu (16/7).
Xiaomi juga kerap kali meluncurkan produk ponsel dengan spesifikasi tinggi menandingi Samsung dan Apple, namun dengan harga miring. Untuk ponsel kelas atas andalan Mi 11 Ultra misalnya, dibanderol US$ 928 atau Rp 13,4 juta.
Sedangkan GSM Arena melaporkan, ponsel kelas atas Samsung yakni S21 Ultra dijual sekitar US$ 1.199 atau Rp 17,3 juta. Lalu iPhone 12 Pro Max dibanderol US$ 1.099 atau Rp 15,9 juta.
Keempat, Xiaomi mengatasi masalah kelangkaan pasokan komponen, terutama cip (chipset). Salah satunya, meningkatkan investasi pengembangan cip guna mengurangi ketergantungan terhadap ekosistem teknologi AS.
Xiaomi juga memang gencar berinvestasi pada pengembangan cip sejak 2019. Asia Nikkei Review melaporkan, Xiaomi berinvestasi di enam perusahaan semikonduktor di Tiongkok pada saat itu. Jumlahnya melonjak menjadi 22 perusahaan pada 2020, seiring meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok.
Pada Maret tahun ini, Xiaomi menambah kepemilikan saham secara signifikan terhadap 34 perusahaan cip dan 25 produsen perangkat keras (hardware) di Negeri Panda.