Presiden AS Didesak Blokir TikTok, karena Saham Induknya Dibeli Cina

Desy Setyowati
18 Agustus 2021, 12:31
tiktok, amerika, joe biden, cina
123RF.com/Alexey Malkin
Ilustrasi aplikasi video musik pendek TikTok

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden didesak untuk memblokir TikTok. Ini karena saham induk TikTok, ByteDance dibeli oleh pemerintah Cina.

Pemerintah Cina mengakuisisi 1% saham di induk TikTok. Selain itu, menduduki satu dari tiga kursi di dewan direksi ByteDance.

Senator Republik Marco Rubio mendesak Joe Biden untuk memblokir aplikasi video pendek itu di Amerika. "Agresivitas Beijing memperjelas bahwa rezim melihat TikTok sebagai perpanjangan dari negara dan partai (komunis Tiongkok) dan AS perlu memperlakukannya seperti itu," kata dia dalam pernyataan dikutip dari Reuters, Rabu (18/8).

Ia juga menilai, Biden perlu menetapkan kerangka standar yang harus dipenuhi sebelum aplikasi berbasis asing diizinkan beroperasi di jaringan dan perangkat telekomunikasi di Amerika. Ini khususnya untuk platform yang dianggap berisiko tinggi.

Apalagi pengguna TikTok di AS merupakan yang tersebar kedua, sebagaimana Databoks berikut:

Departemen Perdagangan AS pun melakukan peninjauan, atas perintah Biden tentang masalah keamanan yang ditimbulkan oleh TikTok dan aplikasi berbasis asing lainnya. Namun, perwakilan departemen enggan berkomentar mengenai permintaan Rubio.

Sedangkan TikTok menyampaikan bahwa perusahaan dipimpin oleh tim eksekutif di AS dan Singapura. “Anak usaha ByteDance Ltd. yang berbasis di Cina, yang dirujuk, tidak memiliki kepemilikan TikTok,” kata perusahaan.

Selain TikTok, ByteDance memegang beberapa lisensi aplikasi seperti TikTok, Douyin, TikTok dan agregator berita Toutiao. Raksasa teknologi asal Tiongkok ini menjual 1% saham ke WangTouZhongWen Technology pada 30 April.

WangTouZhongWen Technology dimiliki oleh tiga entitas negara Cina. Salah satunya, pengawas internet utama di Negeri Panda, Cyberspace Administration of China (CAC).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...