Tren IPO, Merger dan Akuisisi Startup Diramal Berlanjut hingga 2022

Fahmi Ahmad Burhan
18 Agustus 2021, 16:43
bukalapak, ipo, gojek, tokopedia, startup
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Sejumlah pelaku perbankan dan pasar modal mengikuti vaksinasi Covid-19 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Bukalapak mencatatkan saham perdana alias IPO dua pekan lalu (6/8). Sedangkan Gojek dan Tokopedia merger menjadi GoTo. Investor dari kalangan modal ventura memperkirakan, IPO, merger dan akuisisi startup masih akan menjadi tren tahun depan.

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro memprediksi, banyak startup menjalankan exit strategy pada tahun depan. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang berfokus memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian, seperti IPO, merger, dan akuisisi.

"Banyak startup yang merasa bahwa IPO menjadi salah satu opsi menarik. Opsi ini bisa memberikan likuiditas ke investor atau pendiri," ujar Eddi kepada Katadata.co.id, Senin (16/8).

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani sepakat bahwa tren IPO akan berlanjut tahun depan. "Unicorn akan go public. Ini menjadi tren positif," ujar Edward.

Selain IPO, Edward memperkirakan bahwa merger dan akuisisi menjadi tren tahun depan. "Masih akan dilakukan oleh startup," ujarnya.

Setelah Bukalapak, setidaknya ada lima startup yang berencana IPO yakni Kredivo, GoTo, Traveloka, Tiket.com, dan Tanihub.

Penyelenggara teknologi finansial (fintech) Kredivo  mempertimbangkan IPO di dua bursa yakni Amerika Serikat (AS) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berikutnya Tiket.com yang mengkaji IPO lewat merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus alias SPAC COVA Acquisition Corp. Sumber Bloomberg yang mengetahui masalah ini menyampaikan, entitas gabungan berpotensi menghasilkan valuasi US$ 2 miliar.

Startup pariwisata atau online travel agent (OTA) lain, Traveloka juga berencana IPO lewat SPAC atau perusahaan cek kosong asal Hong Kong, Bridgetown Holdings Ltd. Apabila merger terwujud, entitas gabungan keduanya diprediksi US$ 5 miliar atau Rp 73 triliun. 

Kemudian, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo bersiap IPO di dua bursa yakni AS dan BEI. Decacorn teknologi ini dikabarkan tengah berdiskusi dengan para investor untuk mengumpulkan dana US$ 2 miliar atau setara Rp 28,9 triliun. 

Startup bidang pertanian, TaniHub Group juga mengkaji IPO. Namun CEO TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan, butuh waktu untuk bisa melantai di bursa saham.

Selain mengkaji IPO, TaniHub mempertimbangkan potensi merger maupun akuisisi perusahaan lain. Eka mengatakan bahwa aksi korporasi seperti merger dan akuisisi berpotensi mempercepat upaya perusahaan untuk tumbuh dan mendorong efisiensi.

Sejak awal tahun, ada beberapa startup yang melakukan merger dan akuisisi. Warung Pintar misalnya, mengakuisisi perusahaan rintisan logistik, Bizzy Digital pada Februari.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...