Berencana IPO, GoTo Andalkan GoTo Financial dan Bidik UMKM
GoTo menargetkan bisa mencatatkan saham perdana alias IPO tahun ini. Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini mengandalkan GoTo Financial dan membidik segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sebagi bagian dari grup, GoTo Finansial menyasar pasar UMKM. Ini akan diandalkan dan mendorong pertumbuhan GoTo ke depan," kata Head of Merchant Platform Business GoTo Financial Novi Tandjung dalam konferensi pers virtual, Rabu (25/8).
GoTo Financial merupakan lini bisnis GoTo yang berfokus pada sektor keuangan. CEO GoTo Andre Soelistyo juga menjadi penanggung jawab di perusahaan ini.
Berdasarkan situs resmi, perusahaan ini menaungi GoPay, Paylater, GoSure, GoInvestasi, GoStore, Moka, Selly, Midtrans dan Gobiz Plus. Selain itu, bermitra dengan lebih dari 20 bank dan institusi keuangan lainnya.
Beberapa layanan GoTo Financial mencatatkan pertumbuhan bisnis selama pandemi Covid-19, yakni:
- Jumlah mitra usaha Moka naik empat kali lipat
- Jumlah transaksi Midtrans meningkat 75%
- Jumlah UMKM yang terdaftar menggunakan platform percakapan Selly bertambah dua kali lipat
Tahun lalu, GoPay mencatatkan peningkatan transaksi hingga 2,7 kali lipat dibandingkan 2019 (year on year/yoy). Transaksi ini didorong oleh pembelanjaan dari e-commerce, game online, dan berbagai aplikasi.
Di bidang keuangan, Gojek juga berinvestasi di Bank Jago. Decacorn ini memulai tahap kolaborasi dengan bank digital itu lewat integrasi layanan. Bentuknya, penyediaan metode pembayaran non-tunai Bank Jago di aplikasi Gojek.
Sebelumnya, peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda memperkirakan bahwa GoTo Financial berpotensi menjadi motor pertumbuhan GoTo. "Paling tidak, GoTo Financial bisa membantu bersaing dengan Sea Group," ujarnya kepada Katadata.co.id, pada Mei (18/5).
Sea Group memang gencar menggarap pasar keuangan. Induk Shopee masuk ke bisnis bank digital Indonesia lewat SeaBank dan memiliki platform fintech pembayaran pesaing GoPay, yakni ShopeePay.
Berdasarkan riset NeuroSensum, ShopeePay mendominasi pasar dompet digital Indonesia pada awal tahun. Fintech ini mendapatkan penetrasi pasar tertinggi yaitu 68%. Disusul oleh OVO 62%, DANA 54%, GoPay 53%, dan LinkAja 23%.
Gojek juga bersaing dengan Grab di bisnis keuangan yang memiliki Grab Financial. volume pembayaran triwulanan divisi ini naik 18% yoy, dan menyentuh level tertinggi.
Penjualan bersih yang disesuaikan untuk divisi keuangan meningkat 31% yoy menjadi US$ 23 juta. Sedangkan pendapatan naik menjadi menjadi US$ 8 juta. EBITDA yang disesuaikan menjadi US$ 78 juta.
Pencairan pinjaman melalui platform Grab juga meningkat lebih dari 45% yoy. “Ini karena Grab terus meningkatkan model penilaian kredit dan meluncurkan produk pinjaman baru pada kuartal pertama,” demikian dikutip dari Business Wire.
Di Singapura, konsorsium Grab dan Singapore Telecommunications Limited juga memperoleh lisensi bank digital penuh atau digital full bank (DFB) dari otoritas moneter Singapura alias Monetary Authority of Singapore (MAS) pada akhir tahun lalu.