Kredivo Rambah Vietnam, Fintech Indonesia Gencar Ekspansi saat Pandemi
Kredivo merambah pasar Vietnam melalui perusahaan patungan (joint venture) Phoenix Holding. Ini menambah daftar startup teknologi finansial (fintech) Indonesia yang ekspansi ke luar negeri selama pandemi corona.
Phoenix Holding diklaim menjadi pionir perusahaan investasi keluarga di Vietnam dengan portofolio terdiversifikasi di sektor konsumen, layanan keuangan, ritel, dan teknologi.
Entitas perusahaan di Vietnam, Kredivo Vietnam Joint Stock Company juga dapat memanfaatkan keahlian dan pengalaman Kredivo dalam mengoperasikan layanan cicilan atau paylater. Selain itu, jaringan luas dan pengetahuan lokal yang dimiliki oleh Phoenix Holding.
“Peluncuran Kredivo di Vietnam sebagai pangsa pasar pertama di luar Indonesia merupakan pencapaian dan tonggak lain yang membanggakan tahun ini,” kata Chief Operating Officer Kredivo Valery Crottaz dalam siaran pers, Jumat (27/8).
Ia menyampaikan, Vietnam merupakan pilihan logis mengingat penetrasi kartu kredit yang rendah di negara ini. Kredivo mencatat, persentasenya 4,1% dari total populasi, lebih rendah dibandingkan Indonesia dan Filipina.
Selain itu, jumlah masyarakat kelas menengah dan pasar e-commerce berkembang pesat di Vietnam. Lalu, “ada kesamaan pola demografi dan konsumsi dengan Indonesia,” kata Valery.
CEO Phoenix Holdings Nguyen Lan Trung Anh menambahkan, perusahaan dan Kredivo berbagi visi bersama tentang inklusi dan akses keuangan. “Di Vietnam, dengan generasi emas yang mobile dan digital native, layanan kami seperti PayLater akan memenuhi kebutuhan konsumen ketika layanan kredit yang ada saat ini, memiliki hambatan yang terlalu besar,” katanya.
Ia optimistis, layanan PayLater dari Kredivo dan Phoenix akan membuka dan mengatalisasi tahap pertumbuhan penting lain dari ekonomi di Negara Naga Biru.
Di Vietnam, Kredivo akan bermitra dengan perusahaan pembiayaan VietCredit Joint Stock Company. Ini dalam rangka pengoperasian bisnis PayLater.
Produk inti Kredivo akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pembayaran tagihan untuk kebutuhan sehari-hari dan pinjaman pribadi. Selanjutnya merilis fitur PayLater di e-commerce pada kuartal keempat.
Chief Executive Officer VietCredit Ho Minh Tam percaya bahwa kolaborasi dengan Kredivo, akan mendorong transformasi digital yang kuat. “Hal ini dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di industri,” ujar dia.
Fintech Indonesia Gencar Ekspansi saat Pandemi
Selain Kredivo, ada beberapa fintech Indonesia yang ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Induk usaha Modalku, Funding Societies resmi masuk ke pasar Thailand pada Februari.
Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, potensi pasar di Thailand besar. Funding Societies mencatat, separuh lebih dari tiga juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di negara ini yang kesulitan memperoleh pinjaman usaha, khususnya modal jangka pendek.
Perusahaan juga sudah mendapatkan lisensi pinjaman crowdfunding dari Securities and Exchange Commission (SEC) pada Februari (2/2). Funding Societies pun sudah hadir di Singapura dan Malaysia.
Investree juga berencana masuk ke pasar Thailand. Perusahaan menargetkan bisa menyelesaikan proses perizinan di negara itu pada tahun ini.
Saat ini, Investree beroperasi di Indonesia dan Filipina. Investree mendapatkan izin operasional di Filipina sebagai penyelenggara crowdfunding dengan nama Investree Philipines.
Fintech lending lainnya, Kredit Pintar juga berencana ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. Dikutip dari laman marketplace loan Mintos, Kredit Pintar sudah hadir di Filipina sejak 2018.
Perusahaan seinduk alias sister company, Neuroncredit Financing Company Inc hadir juga di Filipina pada April 2019. Alhasil, namanya berubah dari Kredit Pintar PH menjadi Atome PH.
“Kredit Pintar berencana ekspansi ke Vietnam dan India,” demikian dikutip dari blog Mintos, pada awal 2019 (18/4/2019).