E-Commerce di Asia Tenggara Jalani 3 Tren Baru saat Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
1 September 2021, 13:29
e-commerce, google, lazada, shopee, tokopedia, bukalapak
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Google mengatakan, ada tiga tren baru e-commerce di Asia Tenggara selama pandemi corona. Data ini dinilai bisa menjadi peluang baru bagi penyedia platform seperti Lazada, Shopee, Tokopedia hingga Bukalapak.

Pertama, industri ritel masif beralih ke digital. “Mereka bermitra dengan e-commerce karena melihat peluang dan ingin melibatkan diri dalam hubungan konsumen jangka panjang,” kata Industry Head E-commerce Google Jerome Hamlin LazMall Brands Future Forum 2021 pada Rabu (1/9).

Kedua, jumlah penjual (seller) meningkat. Berdasarkan riset Google, jumlahnya meningkat tiga kali lipat di Asia Tenggara selama pandemi corona.

Ada banyak merek atau brand yang masuk ke e-commerce. Namun mereka menyeleksi produk yang akan dijual online. "Ini supaya penjualan lebih besar," ujarnya.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat, 15,3 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia merambah ekosistem digital. Sebanyak 7,3 juta di antaranya masuk saat pandemi Covid-19.

Ketiga, menggunakan platform video seperti fitur siaran langsung (livestreaming) untuk berbelanja. Sebab, menurutnya, konsumen sekarang lebih banyak mengeluarkan waktu untuk menonton video. 

Selain itu, konsumen tetap menginginkan pengalaman berbelanja online yang sama seperti offline. Teknologi video dinilai dapat memenuhi harapan ini.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...