Sekolah Tatap Muka Dimulai, Harga Saham Zoom Anjlok
Sekolah tatap muka di beberapa negara seperti Indonesia, Jepang, dan Australia mulai dilakukan, meski ada pandemi corona. Harga saham Zoom pun anjlok hampir 17% pada perdagangan Selasa (31/8) waktu Amerika Serikat (AS).
Zoom mengisyaratkan permintaan layanan menurun lebih cepat dibandingkan perkiraan awal. Analis pun mempertanyakan rencana bisnis Zoom ke depan, ketika orang-orang mulai bekerja dan sekolah tatap muka.
Emiten di bursa saham AS itu mengakuisisi penyedia pusat kontak cerdas berbasis komputasi awan (cloud) Five9 bulan lalu. CEO Zoom Eric Yuan optimistis, aksi korporasi ini dapat mempercepat peluang pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Namun analis menilai butuh beberapa kuartal bagi Zoom untuk kembali ke tingkat pertumbuhan dasar yang sebenarnya. "Ada pertanyaan signifikan yang beredar mengenai bagaimana permintaan pelanggan baru setelah pelonggaran pembatasan Covid-19," tulis analis di Daiwa Capital dalam catatan dikutip dari Reuters, Rabu (1/9).
Selain itu, “bagaimana costumer churn rate akan stabil dalam bisnis inti,” demikian tertulis. customer churn rate adalah persentase pelanggan yang berhenti menggunakan layananmu.
Zoom memperkirakan pendapatan kuartal ini meningkat 31% menjadi sekitar US$ 1,015 miliar - US$ 1,020 miliar. Meski begitu, pertumbuhannya melambat dibandingkan tahun lalu yang berlipat ganda.
Penurunan harga saham Zoom itu terjadi ketika beberapa negara mulai menerapkan sekolah tatap muka. Mereka di antaranya Jepang, Australia, Selandia Baru, Papua Nugini, Korea Utara, dan Korea Selatan.