Bisnis Cloud Alibaba – Huawei Diramal Anjlok Imbas Tekanan Aturan Cina

Fahmi Ahmad Burhan
14 September 2021, 11:36
huawei, alibaba, cina, cloud
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group terlihat di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Cina, Senin (18/11/2019).

Bisnis komputasi awan (cloud) Alibaba hingga Huawei diprediksi melorot. Ini karena pemerintah Cina mengeluarkan serangkaian aturan yang menyasar raksasa teknologi Tiongkok.

"Meningkatnya tekanan regulasi selama sembilan bulan terakhir membuat frustrasi perusahaan teknologi,” kata Wakil Presiden Canalys Alex Smith dikutip dari TechCrunch, Senin (13/9). Di Cina, ada berapa korporasi yang merambah bisnis cloud seperti Alibaba, Tencent, Baidu, dan Huawei.

Smith mengatakan, ketika perusahaan teknologi Cina berada di bawah pengawasan peraturan yang ketat, investor akan berpikir dua kali untuk berinvestasi di industri cloud lokal. 

Serangkaian kebijakan yang menyasar raksasa teknologi di antaranya:

  1. Aturan anti-monopoli yang baru
  2. Aturan terkait kredit mikro berbasis digital
  3. Membatasi anak bermain gim online
  4. Memperketat aturan konten di game online hingga video on-demand (VoD). Salah satunya melarang konten yang menampilkan pria bernampilan feminin
  5. Melarang fan ‘mengejar bintang’ secara tidak rasional di media sosial
  6. UU Keamanan data yang baru

Imbas serangkaian peraturan dan denda yang menyasar raksasa teknologi, saham perusahaan cloud pun anjlok selama tiga hari terakhir. Harga saham Baidu, Alibab, dan Tencent melorot sekitar 18% - 30% selama enam bulan.

Apalagi, UU Keamanan Data yang dirilis pada Juni, mulai berlaku bulan ini. “UU ini didukung oleh Badan legislatif Tiongkok atau National People’s Congress (NPC)," kata penyiar negara di China Central Television dikutip dari Bloomberg, pada Juni (10/6).

Regulasi itu dinilai memperkuat kontrol Beijing atas informasi digital yang dimiliki oleh Alibaba hingga Tencent. Berdasarkan draf sebelumnya, aturan ini menyerukan pembentukan sistem kategori dan hierarki data. Selain itu, ada mekanisme penilaian risiko keamanan data.

Aturan itu memberi pedoman tentang bagaimana jenis data tertentu harus disimpan dan ditangani secara lokal. Selain itu, memberi persyaratan pada perusahaan untuk melacak dan melaporkan informasi yang mereka miliki.

Padahal, Alibaba hingga Tencent sedang gencar-gencarnya mengembangkan bisnis cloud. Alibaba misalnya, berencana memperluas investasi pada lini bisnis ini.

Alibaba Group berinvestasi US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk pengembangan semikonduktor dan sistem operasi tahun lalu. Selain itu, membangun infrastruktur pusat data. Cloud juga akan menjadi lini bisnis utama Alibaba di masa depan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...