AS Bidik Bisnis Cloud Huawei Setelah Jegal Lini Ponsel dan 5G

Desy Setyowati
24 September 2021, 11:08
Huawei, Cina, amerika,
123RF.com
Logo Huawei

Anggota partai Republik Amerika Serikat (AS) Tom Cotton dan Mike Gallagher mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi penggunaan layanan komputasi awan (cloud) Huawei. Sebelumnya, pemerintah Negeri Paman Sam menjegal bisnis ponsel pintar (smartphone) dan jaringan internet generasi kelima (5G) perusahaan Cina ini.

Cotton dan Gallagher mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Rabu (22/9), yang memerinci kekhawatiran mereka seputar penggunaan layanan cloud Huawei di lebih dari 40 negara.

Advertisement

Huawei dianggap memberikan akses kepada Partai Komunis Tiongkok ke sistem layanan cloud. Blinken diminta untuk memastikan bahwa penggunaan solusi ini tidak berkembang lebih jauh.

“Layanan e-Government Huawei Cloud berjanji untuk membantu negara merampingkan digitalisasi dokumen, layanan pajak, sistem identitas nasional, pemilihan, dan banyak lagi,” tulis anggota parlemen dikutip dari The Hill, Kamis (23/9).

“Namun, mereka juga mengekspos klien Huawei ke mata-mata Partai Komunis Tiongkok. Ketika klien Huawei adalah perusahaan swasta, setiap pelanggannya berisiko,” demikian isi surat. “Ketika klien Huawei adalah negara, seluruh populasi dan struktur politiknya berada di garis bidik.”

Cotton dan Gallagher menuduh bahwa penggunaan produk Huawei oleh pemerintah asing dapat membuat data pribadi personel AS yang bekerja dengan pemerintah ini terbuka untuk Cina. “Hasil seperti itu dapat sangat merugikan upaya diplomatik, intelijen, dan ekonomi AS. Maka harus dilawan,” demikian isi surat.

Anggota parlemen mendorong Blinken untuk mendapatkan jawaban tentang apakah pemerintahan Biden berencana melanjutkan ‘tendangan’ program ‘jaringan bersih’. Program ini pertama kali dimulai oleh mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, yang bertujuan melindungi data dari musuh asing, seperti Cina.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement