Ponselnya Dibuang Warga Lithuania, Xiaomi Gaet Ahli Keamanan Siber

Desy Setyowati
30 September 2021, 07:00
Xiaomi, lithuania, cina, huawei
Xiaomi
Xiaomi Mi 11

Kementerian Pertahanan Lithuania meminta warga untuk tidak membeli atau bahkan membuang ponsel Cina, seperti Xiaomi dan Huawei. Menanggapi hal ini, Xiaomi melibatkan pihak ketiga yang ahli di bidang keamanan siber.

Dalam laporan National Cyber ​​​​Security Center (NCSC) Lithuania, ponsel buatan kedua perusahaa Cina itu diduga mengirimkan data ke regulator Tiongkok. Xiaomi membantah hal ini.

"Kami tidak setuju dengan karakterisasi hasil audit tertentu dan melibatkan pihak ketiga, ahli independen untuk mengevaluasi masalah yang diangkat dalam laporan tersebut," kata juru bicara Xiaomi dikutip dari Gizchina, Rabu (29/9).

Berdasarkan laporan National Cyber Security Center, ponsel unggulan Xiaomi yakni Mi 10T 5G memiliki perangkat lunak (software) yang dapat mendeteksi dan menyensor istilah-istilah seperti "bebaskan Tibet", "hidup kemerdekaan Taiwan", atau "gerakan demokrasi".

Laporan itu juga menyoroti lebih dari 449 istilah yang dapat disensor oleh Xiaomi, termasuk pada mesin pencari (browser) internet secara default.

Di Eropa, kemampuan sensor seperti itu telah dihapuskan. Namun, laporan berpendapat bahwa Xiaomi dapat mengaktifkan sensor dari jarak jauh dan kapan saja.

Xiaomi membantah laporan tersebut. “Perusahaan tidak menyensor informasi yang dikirim dan/atau diterima oleh pengguna,” kata juru bicara.

Tidak lama setelah pemerintah Lithuania mengumumkan hasil laporan tersebut pada akhir pekan lalu (22/9), Xiaomi menegaskan bahwa perusahaan tidak pernah dan tidak akan pernah membatasi atau memblokir perilaku pribadi pengguna

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...