Startup E-Commerce dan Fintech RI Jadi Incaran Investor Berkat IPO
Startup e-commerce dan teknologi finansial (fintech) menjadi yang paling banyak mendapatkan pendanaan per semester I, berdasarkan data Scale PR. Investor dari kalangan modal ventura menilai, keduanya diincar karena wacana penawaran saham perdana atau IPO.
Laporan Scale PR menyebutkan, jumlah startup Indonesia yang meraih pendanaan per kuartal II tumbuh 40,5% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) dari 74 menjadi 104. Angka ini meningkat 53% dibandingkan semester I 2019.
Nilai pendanaannya US$ 3,8 miliar atau naik 91% dibandingkan semester I 2020 US$ 2 miliar. Nilainya juga tumbuh 216% dari semester pertama 2019 sebesar US$ 1,2 miliar.
Startup e-commerce memperoleh total pendanaan hampir US$ 600 juta atau tertinggi. Dari sisi jumlah, fintech memimpin dengan 30 perusahaan rintisan meraih investasi.
Beberapa startup e-commerce yang memperoleh pendanaan pada semester I yakni Bukalapak, TaniHub, dan Sociolla. Sebelum IPO, Bukalapak mengantongi US$ 234 juta dari Microsoft, perusahaan dana abadi GIC, Emtek Group, BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia.
Kemudian TaniHub memperoleh pendanaan seri B US$ 65,5 juta. Sedangkan Sociolla meraih US$ 56,5 juta.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, startup e-commerce di Indonesia semakin matang. Ia pun menilai, perusahaan rintisan di bidang berpeluang besar untuk exit, termasuk IPO.
Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Ini bisa berupa IPO, merger, atau akuisisi.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa minat investor terhadap startup e-commerce meningkat. "Ini yang notabene memperluas cakupan investasi," kata Edward kepada Katadata.co.id, Senin (4/10).
Sedangkan beberapa fintech yang meraih pendanaan pada semester I yakni Bibit, Ajaib, Bizhare, Akulaku, OY! Indonesia, dan banyak lagi. Edward menilai, startup sektor ini diincar karena terdongkrak kolaborasi dengan bank digital.
“Ini momentum yang saling bersambut," kata dia.
Pada Maret, startup investasi reksa dana Bibit mengumpulkan pendanaan US$ 65 juta atau Rp 939 miliar yang dipimpin oleh Sequoia Capital. Sedangkan Ajaib menggalang pendanaan seri B US$ 153 juta atau setara Rp 2,18 triliun dari DST Global.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, pendanaan terhadap fintech investasi terus naik seiring bertambahnya produk investasi, seperti reksa dana, saham, emas, bahkan aset kripto. "Masyarakat, terutama generasi milennial dan generasi Z lebih suka dengan banyak opsi investasi," ujarnya.
Sektor lain yang banyak mendapatkan pendanaan pada semester I yaitu logistik. J&T Express misalnya, memperoleh pendanaan jumbo sekitar US$ 2 miliar pada April dan sudah berstatus unicorn.