AS Kaji Regulasi Baru soal Facebook Raih Untung dari Ujaran Kebencian

Fahmi Ahmad Burhan
8 Oktober 2021, 15:26
Facebook, media sosial, amerika
Anton/pexels.com
Tampilan Facebook di Smartphone

Mantan pegawai Facebook mengungkapkan, perusahaan media sosial ini sengaja membiarkan konten ujaran kebencian (hate speech) berseliweran di platform supaya untung. Senator di Amerika Serikat (AS) menilai, perlu ada aturan baru terkait ini.

Sebelumnya, mantan manajer produk Facebook Frances Haugen melaporkan dokumen rahasia terkait cara Facebook menangani konten ujaran kebencan. Ia pun bersaksi kepada senator AS di Capitol Hill.

Mendengar hal itu, senator dari Partai Republik Marsha Blackburn mengatakan bahwa perlu ada regulasi baru yang mengatur tanggung jawab media sosial dalam mengendalikan konten, termasuk ujaran kebencian.

"Regulasi ini semestinya terbit lebih cepat," kata Marsha dikutip dari TIME, Kamis (8/10).

Senator dari Partai Demokrat Richard Blumenthal sepakat, regulasi baru diperlukan agar perusahaan seperti Facebook tidak mengorbankan kepentingan umum demi keuntungan. "Harus ada peran dari pemerintah karena Facebook tidak lagi dapat dipercaya,” katanya 

Ia juga mengatakan, Facebook harus berhenti menutup diri terhadap praktik membiarkan konten seperti ujaran kebencian berseliweran di platform.

Profesor di North Central Collage sekaligus analis media sosial, Jennifer Jackson setuju adanya regulasi baru. Ia menilai, Facebook menyebabkan lebih banyak remaja terpapar gangguan kesehatan dan mental.

"Saya mendorong reformasi platform ini," katanya.

Saat bersaksi di depan senator AS di Capitol Hill, Haugen mengatakan bahwa Facebook sengaja membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform. Algoritme Facebook yang diperbarui pada 2018 didesain sedemikian rupa guna mendorong banyak keterlibatan orang di platform

Namun berdasarkan analisis perusahaan, keterlibatan yang paling banyak terjadi yakni menanamkan rasa takut dan benci pada pengguna. Seiring berjalannya waktu, algoritme yang berjalan di Facebook mengarah pada konten kemarahan dan kebencian.

"Facebook lebih memilih untuk mengoptimalkan kepentingan sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang," kata Haugen dikutip dari The Verge, pekan lalu (4/10).

Haugen juga yakin CEO Facebook Mark Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian itu berseliweran di platform. "Ia (Zuckerberg) tidak pernah membuat platform kebencian, tetapi dia membiarkan pilihan itu dibuat," katanya.

Menurutnya, Facebook dan Zuckerberg membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran di platform karena perusahaan ingin mendapatkan untung. "Konten yang penuh kebencian dan polarisasi akan mendapatkan lebih banyak distribusi dan lebih banyak jangkauan," katanya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...