Bos BCA Ungkap Alasan Konglomerat Rambah Startup Bisnis Sayur dan Buah

Fahmi Ahmad Burhan
11 Oktober 2021, 17:42
konglomerat, grup djarum, startup, grup ciputra, grup lippo, astra international
Google Play Store
Ilustrasi tampilan platform Tanihub

Beberapa konglomerat seperti Grup Djarum, Astra International hingga Grup Ciputra gencar memperluas ekosistem ke penyedia sayur hingga buah-buahan berbasis digital. Direktur Bank Central Asia (BCA) Santoso mengatakan, sektor ini potensial.

Ia mengatakan bahwa barang-barang elektronik dan kecantikan menjadi yang paling diminati di platform digital, seperti e-commerce sebelum ada Covid-19. Namun, tren berubah sejak ada pandemi corona.

Advertisement

"Sekarang saya melihat masyarakat mengandalkan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Santoso saat konferensi pers virtual, Senin (11/10). Ini membuat sejumlah konglomerat gencar menyasar sektor penyedia sayur hingga buah-buahan berbasis digital.

"Kebutuhan konsumen perusahaan mesti dipenuhi. Kami percaya ke depan ada ekosistem toko-toko yang dibangun, baik online dan offline," kata Santoso.

Beberapa riset juga menyebutkan, potensi pasar sektor ini besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pangan tumbuh positif di tengah pandemi corona. Rinciannya sebagai berikut:

Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan yang terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 14,27%.

Perusahaan konsultan strategi global L.E.K Consulting juga memperkirakan, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) layanan kebutuhan pokok lewat digital US$ 5 miliar - US$ 6 miliar (Rp 70 triliun - Rp 84 triliun) pada 2025. 

Sebelumnya, riset Facebook dan Bain & Company menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kebiasaan ini diprediksi tetap menjadi tren meski memasuki normal baru (new normal) atau saat pandemi usai.

Riset YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020 menunjukkan, berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis selama pandemi. Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet berencana terus berbelanja bahan makanan secara online.

Selain itu, 77% konsumen lebih sering menyiapkan makanan di rumah ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Seiring potensi tersebut, sejumlah konglomerat memperluas ekosistem ke penyedia produk segar digital. Mereka di antaranya:

1. Grup Djarum

Grup Djarum memperluas ekosistem melalui Blibl. E-commerce ini berinvestasi di perusahaan ritel modern Ranch Market.

Blibli mengakuisisi 51% saham Ranch Market, dengan nilai transaksi pengambilalihan Rp 2,03 triliun. Co-Founder sekaligus CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengatakan, perusahaan ingin mempercepat dan memperkuat solusi omni-channel lewat investasi ini.

"Untuk mengembangkan pilihan layanan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan memberikan pengalaman ritel yang lengkap, terbaik secara online dan offline kepada pelanggan,” ujarnya dalam siaran pers, awal bulan ini (2/10).

Selain Blibli, Grup Djarum masuk ekosistem penyedia produk segar secara tidak langsung melalui Gojek. Grup Djarum menjadi salah satu investor Gojek sejak 2018.

Gojek memimpin putaran pendanaan seri A startup social commerce Segari melalui GoVentures bulan lalu. Nilai investasinya US$ 16 juta atau Rp 226,8 miliar.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement