Pendapatan Iklan YouTube Naik, Induk Google Cetak Rekor Laba Rp 268 T
Induk Google, Alphabet membukukan rekor laba US$ 18,9 miliar atau sekitar Rp 268 triliun selama Juli – September. Ini karena pendapatan iklan YouTube dan permintaan layanan komputasi awan (cloud) meningkat.
Sedangkan pendapatan induk Google itu US$ 65,12 miliar. “Alphabet membukukan rekor pendapatan dan laba,” demikian dikutip dari India.com, Rabu (27/10).
Pendapatan dan laba induk Google tersebut melampaui perkiraan analis. Berikut daftarnya:
Laporan Alphabet | Perkiraan Analis (Refenitiv) | |
Laba per saham (EPS) | US$ 27,99 | US$ 23,48 |
Pendapatan | US$ 65,12 miliar | US$ 63,34 miliar |
Pendapatan iklan YouTube | US$ 7,2 miliar | US$ 7,4 miliar |
Pendapatan Google Cloud | US$ 4,99 miliar | US$ 5,07 miliar |
Biaya traffic acquisition costs (TAC) | US$ 11,5 miliar | US$ 11,16 miliar |
Pendapatan iklan Google naik 43% dari naik dari US$ 37,1 miliar menjadi US$ 53,13 miliar. Sedangkan pendapatan iklan YouTube naik dari US$ 5,04 miliar tahun lalu menjadi US$ 7,21 miliar.
“Investasi jangka panjang di kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dan Google Cloud membantu kami mendorong peningkatan signifikan dalam pengalaman digital semua orang,” kata CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai.
Chief Business Officer Google Philipp Schindler mengatakan, ritel berkontributor besar terhadap pertumbuhan iklan dari tahun ke tahun. Belanja media dan keuangan juga signifikan.
"Kami terus melihat banyak ketidakrataan," kata Schindler kepada analis melalui telepon dikutip dari CNBC Internasional. “Jelas bahwa ketidakpastian adalah normal baru.”