Facebook Ingin Jadi Perusahaan Metaverse Setelah Ubah Nama, Apa Itu?
Facebook Inc. resmi berganti nama menjadi Meta. Perubahan nama ini karena induk Instagram itu ingin berubah menjadi perusahaan 'metaverse' dalam lima tahun ke depan.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengumumkan secara langsung pergantian nama dalam acara konferensi tahunan Connect pada Kamis (28/10). Ia mengatakan bahwa Meta mencerminkan fokus perusahaan yang berinvestasi pada metaverse.
Meski begitu, platform media sosial tetap menggunakan nama Facebook. "Saat ini, merek kami terkait erat dengan satu produk sehingga tidak mungkin mewakili semua yang kami lakukan hari ini, apalagi di masa depan,” kata Zuckerberg seperti dikutip Reuters, Jumat (29/10).
Di akun Instagram miliknya @zuck, ia juga memposting sebuah foto dengan tampilan nama dan logo Meta. "Hello, Meta," kata Zuckerberg di akun Instagram pada Kamis (28/10).
"Kami pada dasarnya bergerak dari Facebook sebagai perusahaan media sosial menjadi perusahaan 'metaverse' pertama," katanya dikutip dari The Verge.
Zuckerberg pernah menggambarkan perusahaan ‘metaverse’ sebagai internet yang memungkinkan setiap orang seolah-olah hidup di dalamnya. “Alih-alih hanya melihat konten,” kata dia dikutip dari BBC.
Kepada The Verge, Zuckerberg menyampaikan bahwa orang-orang tidak seharusnya hidup melalui ponsel pintar (smartphone). “Itu bukan bagaimana orang dibuat untuk berinteraksi,” katanya.
Salah satu aplikasi metaverse yang akan dikembangkan oleh Facebook yakni konser 3D atau tiga dimensi. “Anda merasa hadir dengan orang lain, seolah-olah berada di tempat lain. Memiliki pengalaman berbeda yang tidak dapat dilakukan di aplikasi atau halaman web 2D, seperti menari atau berbagai jenis olahraga,” ujarnya.
Facebook juga sedang mengerjakan platform ‘kantor tanpa batas’ melalui virtual reality (VR). “Alih-alih panggilan telepon, Anda akan dapat duduk sebagai hologram di sofa saya, atau sebaliknya,” kata Zuckerberg.
Perusahaan afiliasi WhatsApp itu banyak berinvestasi di bidang VR. Salah satunya, menghabiskan US$ 2 miliar untuk mengakuisisi Oculus, yang mengembangkan produk VR.
Kemudian meluncurkan Facebook Horizon pada 2019. Ini merupakan lingkungan imersif khusus undangan di mana pengguna dapat berbaur dan mengobrol di ruang virtual dengan avatar kartun melalui headset Oculus.
Zuckerberg mengakui bahwa headset VR masih sulit diadopsi dan perlu ditingkatkan agar orang dapat bekerja di dalamnya sepanjang hari. Ia pun menyampaikan, metaverse Facebook akan dapat diakses di banyak platform termasuk VR, augmented reality (AR), laptop, perangkat seluler, dan konsol gim.
Pekan lalu (17/10), Facebook mengumumkan akan membuka 10 ribu lowongan pekerjaan baru di Eropa terkait metaverse. "Ini mencakup insinyur yang sangat terspesialisasi," kata Facebook dalam postingan blog dikutip dari BBC Internasional, Senin (18/10).
Facebook menyebut ribuan tenaga kerja itu nantinya yang akan menjadi pendorong pasar metaverse di Eropa. "Membantu membuka akses ke peluang kreatif, sosial, dan ekonomi baru," ujarnya.
Selain merekrut banyak tenaga kerja, Facebook menyiapkan akses ke pasar konsumen hingga pusat penelitian yang menunjang metaverse. Perusahaan juga baru-baru ini mengumumkan investasi US$ 50 juta untuk proyek pengembangan metaverse.