Investor Baru Masuk, Penggalangan Dana Pra-IPO GoTo Tembus Rp 18,6 T
Grup GoTo mengumumkan penutupan pertama penggalangan dana pra-IPO lebih dari US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,6 triliun. Dana segar ini akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem, memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di Asia Tenggara, dan meningkatkan layanan.
Pendanaan itu diperoleh dari anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
Investor lainnya diperkirakan bergabung ke putaran pendanaan pra-IPO menjelang penutupan akhir, dalam beberapa minggu mendatang.
Citi dan Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan GoTo dalam penggalangan dana. Sedangkan Davis Polk & Wardwell serta Assegaf Hamzah & Partners bertindak sebagai penasihat hukum GoTo.
CEO Group GoTo Andre Soelistyo menyampaikan, dana segar tersebut akan digunakan mengembangkan ekosistem dan memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di Asia Tenggara. Ini termasuk fokus berkelanjutan dalam menumbuhkan jumlah pelanggan, perluasan jasa pembayaran dan penawaran layanan keuangan.
Selain itu, mendorong pemanfaatan armada transportasi dan jaringan logistik yang terintegrasi. Ini untuk meningkatkan pengalaman hyperlocal.
“Indonesia dan Asia Tenggara adalah dua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia. Dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” kata Andre dalam siaran pers, Kamis (11/11).
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia lebih dari US$ 1 triliun dan merupakan negara terpadat keempat di dunia. Sedangkan ekosistem GoTo diklaim mencakup hampir dua pertiga dari pengeluaran konsumen Indonesia.
Total nilai pasar yang dapat disasar diprediksi tumbuh menjadi lebih dari US$ 600 miliar di Indonesia pada 2025.
Indonesia ini juga memiliki hampir 140 juta orang dengan sedikit atau tanpa akses ke sistem keuangan formal. Ini dinilai menjadi peluang pertumbuhan yang signifikan bagi perusahaan dalam jasa pembayaran dan keuangan.
Andre menyampaikan, permintaan konsumen meningkat seiring pertumbuhan adopsi digital yang membawa banyak pengguna masuk ke ranah online. Ia pun optimistis, transaksi di platform GoTo akan terus meningkat.
“Dilandasi dengan komitmen kami untuk terus memberikan pilihan, nilai, serta kenyamanan kepada seluruh pelanggan di ekosistem,” kata Andre.
Managing Director Primavera Capital Group yang berbasis di Singapura Michael Woo menilai, GoTo adalah juara nasional dengan ekosistem terbesar dan terlengkap untuk kehidupan digital sehari-hari di Indonesia.
“Kami melihat peluang pertumbuhan di Indonesia dan GoTo pada e-commerce, mobilitas on-demand dan fintech. Itu semua segmen di mana Primavera memiliki pengalaman investasi yang luas. Kami senang dapat bermitra dan tumbuh bersama GoTo, serta berkontribusi dari sisi keahlian dan sumber daya kai kepada perusahaan,” ujar dia.
Deputy CIO di Seatown Master Fund Steven Chua menambahkan, pertumbuhan ekonomi digital, terutama di Indonesia dan pasar lain di ASEAN, merupakan fokus investasi utama perusahaan.
“Kami telah menjadi investor di Gojek selama beberapa tahun. Kami berharap dapat melanjutkan perjalanan kami dengan Grup GoTo yang semakin besar seiring perusahaan memasuki fase pertumbuhan berikutnya,” kata dia.
Gojek dan Tokopedia merger, serta membentuk GoTo pada Mei. Layanan GoTo mencakup transportasi on-demand, e-commerce, pengiriman makanan dan bahan makanan, logistik dan pemenuhan, serta layanan keuangan dan pembayaran.
Grup GoTo mencatat lebih dari 1,8 miliar transaksi tahun lalu. Nilai transaksi bruto atau GTV lebih dari US$ 22 miliar.
Berdasarkan riset, gabungan Gojek dan Tokopedia itu berkontribusi lebih dari 2% terhadap PDB Indonesia.