5G Dongkrak Adopsi Robot di Sektor Telekomunikasi dan Finansial RI

Fahmi Ahmad Burhan
18 November 2021, 16:43
robot, 5g, internet
ANTARA FOTO/REUTERS/Andreas Gebert/aww/cf
Robot Franziska menangis karena seseorang menghalanginya saat sedang membersihkan lantai sebagai pengganti petugas kebersihan yang hilang akibat pandemi penyakit virus korona dalam fase percobaan tiga minggu di rumah sakit Neuperlach di Munich, Jerman, Senin (25/1/2021).

Perusahaan penyedia solusi otomasi dan robot, UiPath menyebutkan bahwa teknologi internet generasi kelima atau 5G mampu mendorong penggunaan robot di Indonesia. Yang paling masif mengadopsi yakni sektor telekomunikasi dan keuangan.

Vice President UiPath Southeast Asia Wen Ming Wong mengatakan, kerja robot atau otomasi membutuhkan akses internet dengan latensi rendah. Teknologi 5G mempunyai keunggulan ini.

"Ini menguntungkan, karena pengiriman data atau informasi oleh robot bisa dilakukan dengan kapasitas yang besar dan cepat," kata Wen dalam konferensi pers virtual pada Kamis (18/11).

Ia mencontohkan kecepatan internet di pelabuhan meningkat setelah adanya 5G. "Ini memungkinkan pelabuhan menerapkan otomasi untuk memudahkan operasional," kata Wen.

Menurutnya, ada dua sektor yang berpeluang besar mengadopsi robot yakni telekomunikasi dan keuangan. Masifnya pengiriman data membuat sektor telekomunikasi membutuhkan otomasi atau robot.

Begitu juga dengan sektor keuangan, yang mencatatkan banyak transaksi. Robot juga dibutuhkan untuk layanan call center hingga aplikasi kartu kredit.

Regional Partner Manager UiPath Indonesia Pieter Harianto memperkirakan, robot juga akan masif diadopsi oleh sektor manufaktur. "Sebab, sektor ini membutuhkan supply chain dan banyak data berupa dokumen yang mesti di-input menggunakan robot," ujarnya.

Berdasarkan riset McKinsey pada 2019, otomasi berpotensi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Data Statista juga menunjukkan, industri robot akan terus bertumbuh dari sekitar US$ 43,8 miliar tahun ini menjadi hampir US$ 70,6 miliar pada 2028.

Sebelumnya, Direktur Infrastruktur Dell Technologies Indonesia Adir Ginting memprediksi, kehadiran 5G membuat adopsi Internet of Things (IoT) oleh pelaku industri semakin masif. “Internet 5G membuat (penerapan IoT) menjadi efisien," kata dia dalam webinar Katadata dan DELL Technologies bertajuk ‘Menyambut 5G, Apa yang Perlu Dipersiapkan?’, pada Juni (29/6).

Di sektor keuangan, 5G bisa digunakan untuk penilaian kredit atau credit scoring. “Setiap pengguna layanan keuangan bisa dievaluasi secepat mungkin," kata Adir.

Sektor kesehatan juga bisa menggunakan 5G dalam mengembangkan layanan berbasis Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Teknologi ini bisa digunakan untuk pengobatan jarak jauh atau telemedicine.

Peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa 5G akan mendorong pertumbuhan banyak sektor. Utamanya, e-commerce, pendidikan dan manufaktur.

"Ini (ketiganya) yang paling besar (terdorong),” kata Heru kepada Katadata.co.id, pada Juni (21/6). E-commerce dinilai paling terdongkrak, karena sektor ini membutuhkan transaksi real-time dan data internet yang besar. 

Teknologi 5G bisa mengakomodasi kebutuhan ini, karena kecepatan pengiriman datanya. Begitu juga dengan industri pendidikan. Untuk perguruan tinggi bahkan dapat memaksimalkan riset seperti terkait robot autonomous.

Industri manufaktur juga dianggap bakal terdorong 5G, karena teknologi ini menopang IoT. Sedangkan IoT mendukung otomasi manufaktur, “sehingga menjadi lebih cepat," katanya. 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...