Berebut Cip dengan Samsung – Apple, Penjualan Ponsel Xiaomi Turun 5,8%
Pengiriman ponsel pintar (smartphone) Xiaomi turun 5,8% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 43,9 juta unit pada kuartal III. Ini karena perusahaan asal Cina itu kekurangan cip (chipset).
Sedangkan cip dibutuhkan oleh produsen gawai seperti Samsung dan Apple, serta pembuat mobil listrik. “Meskipun terjadi kekurangan komponen utama secara global, pengiriman smartphone global Grup masih mencapai 43,9 juta,” kata Xiaomi dalam keterangan resmi, Selasa malam (23/11).
Meski begitu, pangsa pasar pengiriman gawai Xiaomi menduduki peringkat kedua di Eropa pada kuartal III, berdasarkan data Canalys. Selain itu, mempertahankan kepemimpinan di pasar India.
Secara global, Xiaomi menduduki peringkat tiga dengan pangsa pasar 13,5%. Pengiriman ponsel di Cina hanya tumbuh 4%.
Xiaomi pun menaikkan harga empat varian ponsel di Indonesia Rp 100 ribu mulai bulan lalu (12/10) karena kelangkaan cip. “Kondisi industri smartphone dunia saat ini menghadapi kelangkaan komponen yang mengakibatkan kenaikan harga,” kata Xiaomi melalui akun Instagram @xiaomi.indonesia, pada Oktober (12/10).
Keempat produk yang mengalami kenaikan harga yakni:
- Redmi 9A: mulai dari Rp 1.299.000
- Redmi 9C: mulai dari Rp 1.499.000
- POCO M3 Pro 5G: mulai dari Rp 2.699.000
- Redmi Note 10 5G: mulai dari Rp 2.799.000
Secara grup, pendapatan perusahaan meningat 8,2% menjadi 78,1 miliar yuan. Sedangkan laba bersih yang disesuaikan naik 25,4% menjadi 5,2 miliar yuan.
Rincian pendapatan Xiaomi yakni:
- Pendapatan dari penjualan gadget naik 0,4% menjadi 47,8 miliar yuan (US$ 7,49 miliar)
- Pendapatan layanan internet naik 27,1% menjadi 7,3 miliar yuan
- Pendapatan iklan Xiaomi naik 44,7% menjadi 4,8 miliar
- Pendapatan dari layanan nilai tambah lainnya 1,6 miliar
- Xiaomi IoT dan pendapatan segmen produk gaya hidup naik 15,5% menjadi 20,9 miliar
“Ini dipengaruhi oleh lingkungan makro global dan sentimen pasar terhadap sektor teknologi di Cina pada kuartal ketiga,” kata perusahaan.
Selain itu, investasi jangka panjang Xiaomi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada periode berjalan menghasilkan kerugian finansial yang belum direalisasi. Ini berdampak substansial pada laba bersih Xiaomi.
“Selama kuartal III, kami terus memperkuat strategi inti kami 'Smartphone × AIoT' dan maju di pasar smartphone premium,” ujar Xiaomi. “Kami terus mengeksplorasi dan berinovasi dalam produk dan teknologi untuk lebih meningkatkan daya saing kami di pasar premium.”
Volume penjualan televisi pintar atau Smart TV juga menurun menjadi tiga juta. Meski begitu, perusahaan masih menguasai pangsa pasar di Cina.