Deretan Startup Akan IPO Tahun Ini, Ada GoTo dan Kredivo

Fahmi Ahmad Burhan
3 Januari 2022, 12:28
ipo startup, ipo, ipo unicorn, goto, kredivo, warung pintar, unicorn, gojek
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Sejumlah pelaku perbankan dan pasar modal mengikuti vaksinasi COVID-19 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Penawaran saham perdana ke publik atau IPO startup Indonesia diprediksi tren tahun ini. Setidaknya ada delapan perusahaan rintisan seperti GoTo dan Kredivo berencana melantai di bursa saham pada 2022.

Co-Founder sekaligus Managing Partner Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, IPO unicorn akan tetap diminati tahun ini. "Private investor bakal melirik IPO karena pertumbuhan tidak lagi seperti sebelumnya atau masa awal startup," ujarnya kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (31/12/2021).

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro juga memprediksi, banyak startup menjalankan exit strategy. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang berfokus memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian, seperti IPO, merger, dan akuisisi.

"Banyak startup yang merasa bahwa IPO menjadi salah satu opsi menarik. Opsi ini bisa memberikan likuiditas ke investor atau pendiri," ujar Eddi kepada Katadata.co.id, pada tahun lalu (16/8/2021).

Apalagi, ada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting share (MVS). Eddi menilai, regulasi ini akan ditanggapi positif oleh para pendiri startup

Studi dalam bentuk whitepaper berjudul The Billion Dollar Moment: A Paradigm Shift for Indonesian IPO's mengungkapkan, peraturan baru OJK itu akan membuat bursa lokal lebih ramah bagi startup. Laporan ini dirilis oleh Mandiri Capital Indonesia (MCI), Mandiri Sekuritas (Mansek), dan Mandiri Institute.

Aturan MVS memungkinkan startup terdaftar di BEI menerbitkan beberapa saham dengan hak suara yang memungkinkan pendiri mempertahankan hak suara mayoritas. "Bahkan, ini bisa terjadi jika pendiri memiliki sedikit saham daripada publik," demikian isi studi tersebut.

Katadata.co.id mencatat, setidaknya ada sembilan startup yang berencana mendaftar di bursa saham, di antaranya:

1. GoTo

Dilansir dari Bloomberg, Grup GoTo diperkirakan melantai di bursa saham nasional pada tahun ini. Startup jumbo ini bakal mengantongi dana segar sekitar US$ 1 miliar atau Rp 14,34 triliun.

Grup GoTo dikabarkan telah menunjuk dua penjamin emisi (underwriter) yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas untuk IPO. Katadata.co.id mengonfirmasi kabar itu ke Mandiri Sekuritas dan entitas Goto, yakni Gojek Indonesia.

Corporate Secretary and Communication Mandiri Sekuritas Nadya Siregar enggan memberi komentar. Sedangkan Vice President of Corporate Commuications Gojek Audrey Progastama Petriny tak merespons.

Setelah menyasar bursa Tanah Air, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia itu dikabarkan akan melanjutkan aksinya dengan melantai di bursa Amerika Serikat (AS). Setidaknya ada dua papan bursa di AS, yakni Nasdaq dan Dow Jones Index.

2. Kredivo

Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) ini berencana IPO di bursa AS, Nasdaq tahun ini. Rencana IPO bakal dieksekusi usai induk usaha Kredivo, yakni FinaAccel diakuisisi oleh perusahaan investasi global AS yakni VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB).

Tahun lalu, FinAccel mengumumkan sudah memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis VPCB selaku perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau SPAC.

"Ini menjadi kesempatan besar bagi kami untuk memenuhi berbagai kebutuhan kredit seperti pinjaman tunai, serta merealisasikan visi dalam mendorong akses kredit yang cepat, terjangkau dan mudah diakses kepada puluhan juta konsumen di Asia Tenggara," kata Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg dalam paparan virtual, tahun lalu (3/8/2021).

3. Tiket.com

CEO Tiket.com George Hendrata mengatakan, perusahaan akan semakin dekat dengan IPO tahun ini. Dia juga berkaca pada banyaknya startup sektor penyedia layanan perjalanan berbasis digital (OTA) yang mendapatkan keuntungan usai melantai di bursa.

"Maka kami akan mengikuti jalur yang sama," katanya dalam wawancara khusus dengan reporter Kr-Asia Simone Martin, tahun lalu (29/10/2021).

George juga menyebut bahwa 2022 akan menjadi tahun yang sibuk bagi perusahaan. Apalagi tahun ini akan menjadi pemulihan bisnis usai dihantam pandemi.

Dikutip dari Bloomberg, Tiket.com berencana IPO melalui SPAC, yakni COVA Acquisition Corp. SPAC disebut juga perusahaan cek kosong, karena tidak memiliki operasi apa pun namun menjadi sarana investasi untuk mengumpulkan dana para orang kaya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...