Harga Bitcoin Diramal Rp 1,4 Miliar per Koin Medio Tahun Ini
Beberapa analis memperkirakan harga bitcoin melonjak hingga mencapai US$ 100 ribu atau Rp 1,4 miliar per koin tahun ini. Namun, uang kripto (cryptocurrency) itu anjlok saat peralihan tahun hingga hari ini (4/1).
Pendiri platform pinjaman berbasis blockchain Nexo, Antoni Trenchev mengatakan, bitcoin akan terus mencatatkan peningkatan harga hingga mencapai US$ 100 ribu per koin tahun ini. Sebab, investor institusi gencar membangun perbendaharaan bitcoin.
MicroStrategy dan Square merupakan contoh perusahaan yang diketahui membeli bitcoin dalam jumlah besar. "Jadi, saya pikir bitcoin akan mencapai harga US$ 100 ribu per koin tahun ini,” kata Trenchev dikutip dari Business Insider, Senin (3/1).
Alasan lainnya, pasar uang dan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan memberi keuntungan bagi aset kripto.
Bulan lalu, akuntan publik spesialisasi kripto yang berbasis di New York Kate Waltman memprediksi harga bitcoin terus bullish tahun ini. "Bitcoin akan senilai US$ 100 ribu pada kuartal pertama 2022 atau lebih cepat,” katanya dikutip dari Time, bulan lalu (27/12/2021).
Direktur makro global di Fidelity Investments Jurrien Timmer juga mencatat, bitcoin menunjukkan tren peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Menurutnya, investor memperkirakan kenaikan harga bitcoin berkelanjutan dalam nilai jangka panjang yang didorong oleh pergerakan pasar organik.
Akan tetapi, harga bitcoin cenderung turun pada peralihan tahun dari 2021 ke 2022. Berdasarkan data Coindesk, harga aset kripto turun 2,19% dalam 24 jam menjadi US$ 46.087 per koin pada hari ini (4/1).
Padahal, harga bitcoin sempat di atas US$ 50 ribu akhir tahun lalu (27/12/2021).
Pendiri sekaligus CEO perusahaan investasi mata uang digital BKCM Brian Kelly mengatakan, penurunan harga bitcoin seiring dengan kondisi ekonomi global yang terhenti karena varian baru Covid-19, Omicron.
"Alhasil, banyak dana makro yang menggunakan bitcoin sebagai lindung nilai inflasi pro-siklus ini. Investor memutuskan untuk menjual dan mengambil keuntungan sepanjang Desember 2021," kata Kelly dikutip dari CNBC Internasional.
Alasan penurunan lainnya yakni kekhawatiran lingkungan, sosial, dan tata kelola investasi. "Ini menjadi katalis dalam penurunan cryptocurrency baru-baru ini," kata mitra di Coinvestors, Lou Kerner.