Investor Gojek Ramal IPO dan Kelahiran Unicorn Baru Marak Tahun Ini
Investor Gojek, Northstar Group memperkirakan bahwa tren pencatatan saham perdana ke publik atau IPO startup dan kemunculan unicorn baru berlanjut tahun ini. Ia juga menilai, sektor pertanian dan perikanan potensial pada 2022.
Managing Director Northstar Group Sidharta Oetama mengatakan, banyaknya perusahaan rintisan yang berencana IPO tahun lalu karena faktor usia. "Bukalapak, Gojek, Traveloka itu generasi startup awal yang sudah waktunya memikirkan IPO," katanya saat media gathering di Jakarta, Rabu (12/1).
Setelah startup generasi pertama itu melantai di bursa saham, tren pendanaan dinilai meningkat. "Mereka akan mencari pendanaan seri C atau D. Ini akan lebih banyak lagi tahun ini," kata Sidharta.
Dengan begitu, akan ada lebih banyak unicorn baru yang muncul. Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn, lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Tahun lalu, DailySocial.id mencatat ada delapan unicorn anyar Indonesia. Mereka yakni JD.ID, Blibli, Tiket.com, J&T Express, Kredivo, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Dengan begitu, Indonesia total memiliki 12 unicorn, termasuk Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Selain itu, ada satu decacorn yakni Gojek.
Akan tetapi, data CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies' menunjukkan, Nusantara mencatatkan lima unicorn baru tahun lalu yaitu J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Nama OnlinePajak sempat masuk lis CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', tetapi belakangan menghilang. Meski begitu, perusahaan rintisan ini mengklaim sudah bertatus unicorn.
Indonesia juga memiliki dua decacorn yakni J&T Express dan Gojek. Hurun Global Unicorn Index 2021 mencatat, valuasi J&T Express US$ 20 miliar (Rp 285 triliun). Nilanya lebih besar ketimbang Gojek US$ 10,5 miliar (Rp 150 triliun).
Sidharta menjelaskan, ketika ekosistem startup di Tanah Air semakin matang, maka selanjutnya exit strategy. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Ini bisa berupa IPO, merger, atau akuisisi.
Ia melihat, salah satu sektor yang potensial menjadi gelombang baru unicorn dan IPO yakni pertanian dan perikanan. "Sektor ini bisa didisrupsi. Kami melihat, sektor ini akan semakin besar dan berpotensi masuk dana," kata Sidharta.
Salah satu startup perikanan Tanah Air eFishery memperoleh pendanaan seri C US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun kemarin (11/1). Investasi ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India.
Investor lain yang berpartisipasi yakni Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners. Go-Ventures adalah perusahaan modal ventura besutan Gojek.
Sidharta mengatakan, Northstar Group berfokus menyasar tiga sektor dalam berinvestasi, yakni:
- Consumer related seperti pendidikan dan kesehatan
- Layanan keuangan baik bank digital atau teknologi finansial (fintech)
- Digital
Sebelumnya, Co-Founder sekaligus Managing Partner Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani juga mengatakan, IPO unicorn akan tetap diminati tahun depan. "Private investor bakal melirik IPO karena pertumbuhan tidak lagi seperti sebelumnya atau masa awal startup," ujarnya kepada Katadata.co.id, bulan lalu (31/12/2021).
Selain Bukalapak dan Grab yang telah IPO tahun lalu, setidaknya ada delapan startup lain yang berencana melantai di bursa saham, yakni:
- GoTo
- Kredivo
- Tiket.com
- Traveloka
- TaniHub Group
- Warung Pintar
- Blibli
- OnlinePajak