Empat Startup Antre IPO di BEI, Siapa Saja?

Fahmi Ahmad Burhan
17 Januari 2022, 15:20
startup, ipo startup, ipo, bei traveloka, gojek, goto, tiket.com, blibli, ipo unicorn, unicorn
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 30 perusahaan yang antre mencatatkan saham perdana alias IPO. Sebanyak empat di antaranya berasal dari sektor teknologi atau startup.

"Empat perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals. Empat sektor industri, dan empat teknologi," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam pesan singkat, dikutip Senin (17/1).

Advertisement

Ia tidak memerinci nama startup atau perusahaan teknologi yang berencana IPO tahun ini. Dia hanya menjabarkan bahwa berdasarkan klasifikasi aset perusahaan, 14 memiliki aset berskala menengah, yakni antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar.

Sebanyak 12 perusahaan memiliki aset berskala besar, yaitu di atas Rp 250 miliar. Sisanya, empat perusahaan mempunyai aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar.

Setidaknya ada delapan startup lain yang berencana melantai di bursa saham, yakni:

1. GoTo

Dilansir dari Bloomberg, Grup GoTo diperkirakan melantai di bursa saham nasional pada tahun ini. Startup jumbo ini bakal mengantongi dana segar sekitar US$ 1 miliar atau Rp 14,34 triliun.

Grup GoTo dikabarkan telah menunjuk dua penjamin emisi (underwriter) yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas untuk IPO. Katadata.co.id mengonfirmasi kabar itu ke Mandiri Sekuritas dan entitas Goto, yakni Gojek Indonesia.

Corporate Secretary and Communication Mandiri Sekuritas Nadya Siregar enggan memberi komentar. Sedangkan Vice President of Corporate Commuications Gojek Audrey Progastama Petriny tak merespons.

Setelah menyasar bursa Tanah Air, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia itu dikabarkan akan melanjutkan aksinya dengan melantai di bursa Amerika Serikat (AS). Setidaknya ada dua papan bursa di AS, yakni Nasdaq dan Dow Jones Index.

2. Kredivo

Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) ini berencana IPO di bursa AS, Nasdaq tahun ini. Rencana IPO bakal dieksekusi usai induk usaha Kredivo, yakni FinaAccel diakuisisi oleh perusahaan investasi global AS yakni VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB).

Tahun lalu, FinAccel mengumumkan sudah memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis VPCB selaku perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau SPAC.

"Ini menjadi kesempatan besar bagi kami untuk memenuhi berbagai kebutuhan kredit seperti pinjaman tunai, serta merealisasikan visi dalam mendorong akses kredit yang cepat, terjangkau dan mudah diakses kepada puluhan juta konsumen di Asia Tenggara," kata Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg dalam paparan virtual, tahun lalu (3/8/2021).

3. Tiket.com

CEO Tiket.com George Hendrata mengatakan, perusahaan akan semakin dekat dengan IPO tahun ini. Dia juga berkaca pada banyaknya startup sektor penyedia layanan perjalanan berbasis digital (OTA) yang mendapatkan keuntungan usai melantai di bursa.

"Maka kami akan mengikuti jalur yang sama," katanya dalam wawancara khusus dengan reporter Kr-Asia Simone Martin, tahun lalu (29/10/2021). George juga menyebut bahwa 2022 akan menjadi tahun yang sibuk bagi perusahaan. Apalagi tahun ini akan menjadi pemulihan bisnis usai dihantam pandemi.

Dikutip dari Bloomberg, Tiket.com berencana IPO melalui SPAC, yakni COVA Acquisition Corp. SPAC disebut juga perusahaan cek kosong, karena tidak memiliki operasi apa pun namun menjadi sarana investasi untuk mengumpulkan dana para orang kaya. Entitas gabungan antara Tiket.com dan Cova Acquisition berpotensi menghasilkan valuasi US$ 2 miliar.

4. Traveloka

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement