Transaksi GrabFood Rp 109 Triliun, Jauh Lampaui GoFood dan ShopeeFood
Perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works mencatat bahwa nilai transaksi bruto atau GMV pesan-antar makanan milik Grab yakni GrabFood mencapai US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 109,4 triliun pada 2021. Sedangkan GoFood dari Gojek hanya US$ 2 miliar atau Rp 28,8 triliun.
Grab pun menyumbang setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu US$ 15,5 miliar atau sekitar Rp 223 triliun.
GMV pesan-antar makanan Grab melonjak dari US$ 5,9 miliar pada 2020 menjadi US$ 7,6 miliar. Sedangkan transaksi GoFood dari Gojek stagnan US$ 2 miliar atau menempati urutan ketiga.
“Grab masih berkontribusi setengah dari total GMV di Asia Tenggara,” demikian isi laporan Momentum Works bertajuk Food Delivery Platforms in Southeast Asia, Minggu (30/1). “Gojek telah mendivestasikan bisnis di Thailand, dan melihat pangsa pasarnya berkurang di Vietnam.”
Lalu GMV ShopeeFood US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun. Layanan pesan-antar makanan dari Shopee ini menampati posisi kelima.
“ShopeeFood berkembang dari hanya Vietnam ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand,” demikian dikutip.
Sedangkan transaksi Airasia Food US$ 40 juta atau sekitar Rp 575 miliar. Perusahaan asal Malaysia, AirAsia berencana meluncurkan layanan ini di Indonesia awal 2022.
AirasiaFood lebih dulu hadir di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Momentum Works menilai, kekuatan layanan pesan-antar makanan Grab ada empat yakni:
- Biaya akuisisi pengguna dan mitra (merchant) lebih rendah. Perusahaan dapat memanfaatkan armada berbagi tumpangan (ride hailing) untuk layanan transportasi, makanan hingga pengiriman.
- Kepemimpinan lokal dengan lokalisasi produk dan operasional yang kuat di setiap negara
- Hubungan yang kuat dengan pemerintah daerah (pemda)
- Sudah mencatatkan saham perdana alias IPO dengan posisi kas kuat yakni likuiditas tunai US$ 5,2 miliar
Namun, Grab juga menghadapi tantangan dalam mengelola pertumbuhan dan skala di setiap negara dengan pendekatan hyperlocal. Selain itu, perlu menyeimbangkan kebutuhan produk, teknologi, dan data dari berbagai unit bisnis di bawah aplikasi super (superapp).
Sedangkan kekuatan Gojek yakni berfokus pada Indonesia. Ini memungkinkan decacorn Tanah Air itu menyebarkan produk dan sumber daya operasional dengan cara yang lebih tepat sasaran.
Selain itu, GMV pesan-antar makanan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yakni US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 66 triliun pada 2021.
Kekuatan Gojek lainnya yakni memanfaatkan mitra pengemudi berbagi tumpangan untuk layanan transportasi, makanan hingga pengiriman. Selain itu, merger dengan Tokopedia.
Tantangan yang harus dihadapi oleh Gojek yakni mengalokasikan sumber daya dan mempertahankan pasar Indonesia. Startup jumbo ini juga tengah mempersiapkan diri untuk IPO dan meningkatkan modal.
Sedangkan kekuatan ShopeeFood yakni induk, Sea Group sudah IPO dengan kapitalisasi pasar terbesar. Perusahaan asal Singapura ini mengumpulkan lebih dari US$ 6 miliar tunai tahun lalu.
Selain itu, eksekusi yang kuat dan agresif di pasar kompetitif.
Tantangan yang dihadapi oleh ShopeeFood yakni berfokus pada alokasi sumber daya pengiriman makanan dan mengelola bisnis yang semakin kompleks di berbagai benua, yakni Asia, Eropa, Amerika Latin, dan lainnya.