Potensi Pasar Kesehatan Digital Asia Diramal Rp 1.434 Triliun

Fahmi Ahmad Burhan
17 Februari 2022, 18:09
kesehatan, kesehatan digital, iot, ai,
Spectrum IEEE
Ilustrasi teknologi di sektor kesehatan

Potensi pasar bisnis kesehatan digital Asia diperkirakan US$ 100 miliar atau Rp 1.434 triliun pada 2025. Korporasi dan startup di sektor ini pun masif mengadopsi teknologi digital seperti 5G hingga kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) selama pandemi Covid-19.

Head of APAC 5G Industry Community GSMA Terence Wong mengatakan, negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand gencar mengadopsi layanan telemedicine pada awal pandemi Covid-19.

"Ini menjadi digitalisasi paling kuat. Seperti yang terjadi di Indonesia dan Malaysia," kata Wong dalam webinar APAC 5G Industry Community Series Events, Kamis (17/2).

Menurutnya, platform telemedicine menjadi tren di Asia Tenggara. Di Indonesia misalnya ada Halodoc. Lalu Doctoroncall di Malaysia, MyDoc Singapura, Medgate Filipina, dan Raksa Thailand.

Seiring berkembangnya pasar, penerapan teknologi lainnya kian masif diadopsi. "Sektor kesehatan mulai mengadopsi 5G karena kecepatan dan latensi yang sangat rendah," katanya.

Teknologi 5G memungkinkan sektor kesehatan menerapkan otomatisasi. Ini bisa diaplikasikan dalam mengelola perawatan melalui pemantauan secara real-time dan akses cepat atas data kesehatan pasien.

"Sektor kesehatan juga mulai melakukan pemantauan dengan AI," katanya. AI bisa diterapkan untuk diagnosis, pengembangan protokol kesehatan hingga pengobatan yang dipersonalisasi.

Startup kesehatan di Thailand, Meticuly memanfaatkan AI untuk pengembangan implan tulang yang dipersonalisasi.

Negara-negara di Asia Tenggara gencar mendigitalisasi sektor kesehatan seiring dengan besarnya potensi pasar.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...