Bahaya DDoS, Penyebab Situs Pemerintah dan Bank Ukraina Down

Fahmi Ahmad Burhan
25 Februari 2022, 13:50
ukraina, rusia, ddos, serangan siber
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi serangan siber

Situs resmi pemerintah hingga perbankan di Ukraina menghadapi serangan Distributed Denial-of-Service atau DDoS di tengah invasi Rusia. Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan, serangan siber jenis ini biasanya bertujuan membuat kacau akses situs sasaran.

DDoS merupakan modus serangan siber berupa membanjiri situs web dengan lalu lintas internet palsu. Pelaku mengoordinasikan sejumlah perangkat seperti komputer atau Internet of Things (IoT) yang masif untuk mengakses situs sasaran.

Apabila situsnya tidak kuat melayani lalu lintas internet masif, maka akan lumpuh atau down.

Alfons mengatakan, dalam keadaan darurat seperti perang, biasanya pelaku melakukan serangan DDoS untuk menambah kekacauan. "Bisa saja, agar masyarakat Ukraina tidak bisa mengakses layanan pemerintahan atau perbankan saat kondisi genting," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (25/2).

Hal itu dapat menimbulkan dampak psikologis yang dalam dan kekhawatiran atas kondisi finansial masyarakat.

Selain itu, dalam keadaan darurat, pelaku melakukan serangan DDoS untuk mengganggu dan membatasi komunikasi antara situs pemerintah. "Ini karena sifat DDoS yang secara tidak langsung mengurangi efektivitas komunikasi layanan situs," ujarnya.

Secara umum, DDoS juga bisa mendukung aktivitas peretasan. Situs palsu muncul untuk menggantikan laman utama yang down karena DDoS.

Dengan begitu, peretas dapat mengakses data kredensial pengguna yang mengakses situs palsu tersebut.

Menurutnya, serangan DDoS bisa diatasi dengan filtering. Ada situs khusus yang bisa menangani DDoS, seperti cloudflare.

Situs itu akan melayani DDoS dan berusaha mengatasinya, sehingga situs yang diserang tetap bertahan.

Namun, apabila skala serangannya masif, perlu analisis sumber dan melakukan mitigasi yang tepat. Alfons mengimbau korban tidak hanya mengandalkan satu infrastruktur internet saat diserang.

Korban harus memiliki beberapa alternatif jalur internet jika ada satu jalur yang terganggu.

Sebelumnya, serangan DDoS menimpa situs resmi pemerintah hingga perbankan di Ukraina. “Insiden ini tampaknya konsisten dengan serangan DDoS baru-baru ini,” kata perusahaan konektivitas internet NetBlocks melalui Twitter, dikutip dari BBC, Kamis (24/2).

Data NetBlocks menunjukkan dampak serangan siber DDoS dimulai pada Rabu sore (23/2).

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhaylo Fedorov pun membenarkan hal itu. "Serangan DDoS massal lainnya di negara kami dimulai," tulis dia di Telegram.

Namun dia tidak memerinci daftar bank yang diserang DDoS maupun tingkat kerusakannya.

Sedangkan situs web pemerintah yang mengalami serangan siber yakni Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kabinet Menteri, dan Rada.

“Situs-situs pemerintah tidak bisa diakses ketika para pejabat berusaha mengalihkan lalu lintas internet ke tempat lain untuk meminimalkan kerusakan,” katanya.

Sumber serangan belum dikonfirmasi, tetapi situs down terjadi saat Rusia terus menempatkan pasukan di sekitar perbatasan Ukraina. Otoritas dunia maya di Inggris dan Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia di balik serangan siber itu.

"Kami memantau dengan cermat laporan tersebut," kata juru bicara Gedung Putih kepada NBC News dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (24/2).

Tetapi Moskow membantah hal ini. Rusia menyatakan, tidak ada kesalahan resmi yang ditujukan kepada mereka atas serangan DDoS.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...