Pendapatan Anjlok, Kerugian Grab Membengkak Jadi Rp 15,8 Triliun

Desy Setyowati
4 Maret 2022, 16:50
grab, decacorn, ojek online,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Driver Grab di kawasan Pinang Ranti, Jakarta TImur

Grab mencatatkan pendapatan anjlok 44% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 122 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun pada kuartal akhir tahun lalu. Alhasil, kerugiannya membengkak menjadi US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,8 triliun.

Decacorn asal Singapura itu mengatakan, pendapatan turun karena perusahaan berinvestasi terlebih dahulu untuk meningkatkan jumlah pengemudi. Ini guna mendukung pemulihan yang kuat dalam permintaan mobilitas.

Advertisement

“Insentif konsumen untuk mobilitas dan pengiriman juga meningkat,” demikian dikutip dari keterangan resmi Grab, Kamis (3/3).

Hal itu membuat kerugian meningkat menjadi US$ 1,1 miliar. Ini mencakup US$ 311 juta beban bunga non-tunai terkait saham preferen yang dapat ditukar dan ditukarkan.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan negatif US$ 305 juta. Ini karena ada peningkatan investasi berupa insentif bagi mitra pengemudi dan konsumen.

Selain itu, karena investasi strategis di bidang-bidang seperti teknologi dan layanan keuangan.

“Kami berencana untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengalokasikan modal, karena kami menggandakan peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis sesuai permintaan, periklanan, dan layanan keuangan,” Chief Financial Officer Grab Peter Oey.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement