Perang Hacker Rusia dan Ukraina

Desy Setyowati
8 Maret 2022, 14:01
rusia, ukraina, perang rusia ukraina, hacker, hacker rusia, serangan siber
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Serangan siber marak di Rusia dan Ukraina sejak invasi akhir bulan lalu. Para peretas (hacker) mengincar situs resmi pemerintah hingga perbankan.

Google Alphabet Inc mengindentifikasi peretas Rusia yang terkenal dengan penegakan hukum, termasuk FancyBear, terlibat dalam spionase, kampanye phishing, dan serangan lain yang menargetkan Ukraina dan sekutu Eropa dalam beberapa pekan terakhir.

Advertisement

Phising adalah upaya mengelabui orang lain untuk mendapatkan informasi data seseorang.

Dalam unggahan di blog pada Senin (7/3), Grup Analisis Ancaman Google mengatakan bahwa selama dua minggu terakhir unit peretasan Rusia FancyBear yang juga dikenal sebagai APT28, mengirim email phishing ke perusahaan media Ukraina, UkrNet.

“Namun mereka tidak mengatakan apakah ada serangan siber yang berhasil,” demikian dikutip dari Reuters, Selasa (8/3).

Ghostwriter/UNC1151 diketahui mencoba untuk mencuri akun kredensial organisasi pemerintah dan militer Polandia dan Ukraina melalui upaya phishing. Google menggambarkan hacker ini sebagai aktor ancaman Belarusia.

Pejabat keamanan siber Ukraina bulan lalu mengatakan, peretas dari negara tetangga Belarusia menargetkan alamat email pribadi personel militer Ukraina dan individu terkait.

Google juga mengatakan, Mustang Panda atau Temp.Hex mengirimkan lampiran yang sarat virus ke entitas Eropa dengan nama file seperti ‘Situasi di perbatasan Uni Eropa dengan Ukraina.zip’. Mustang Panda disebut-sebut berbasis di Cina.

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu menggambarkan upaya tersebut sebagai penyimpangan dari fokus standar Mustang Panda pada target Asia Tenggara.

Namun Rusia membantah menggunakan peretas untuk mengejar musuh.

Situs resmi pemerintah hingga perbankan di Ukraina pun menghadapi serangan siber Distributed Denial-of-Service atau DDoS akhir bulan lalu. Pelaku serangan DDoS membanjiri situs web dengan lalu lintas internet palsu, sehingga sulit diakses.

“Insiden ini tampaknya konsisten dengan serangan DDoS baru-baru ini,” kata perusahaan konektivitas internet NetBlocks melalui Twitter, dikutip dari BBC, akhir bulan lalu (24/2). Data NetBlocks menunjukkan dampak serangan siber DDoS dimulai pada Rabu sore (23/2).

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhaylo Fedorov pun membenarkan hal itu. "Serangan DDoS massal lainnya di negara kami dimulai," tulis dia di Telegram.

Namun dia tidak memerinci daftar bank yang diserang DDoS maupun tingkat kerusakannya.

Sedangkan situs web pemerintah yang mengalami serangan siber yakni Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kabinet Menteri, dan Rada. “Situs-situs pemerintah tidak bisa diakses ketika para pejabat berusaha mengalihkan lalu lintas internet ke tempat lain untuk meminimalkan kerusakan,” katanya.

Hacker Pro-Ukraina Serang Rusia

Ratusan peretas pendukung Ukraina bergabung untuk melancarkan serangan penolakan layanan terdistribusi di situs web resmi Rusia. Mereka juga menggunakan bot di platform percakapan Telegram untuk mengatasi disinformasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement