Ramai Bank Rambah Metaverse di RI, Ahli IT Ingatkan Risiko Keamanan

Fahmi Ahmad Burhan
21 Maret 2022, 15:09
metaverse, bni, bri, bank mandiri, dunia virtual
Youtube BNI
BNI bekerja sama dengan WIR Group untuk merambah metaverse

Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai masif merambah metaverse. Ahli teknologi informasi (IT) pun mengingatkan bahwa risiko keamanan siber di dunia virtual berpotensi lebih masif.

Metaverse merupakan platform berbasiskan Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini mampu mewujudkan interaksi di dunia virtual yang unik, selayaknya urban lifestyle di kehidupan nyata.

Advertisement

Peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persada mengatakan, bank yang masuk metaverse akan mengadopsi aplikasi atau alat (tools) dunia virtual untuk operasional layanan.

Sepengetahuannya, metaverse mengusung  konsep universal, sehingga terjadi cross platform. Ia mencontohkan NFT alias non-fungible token yang dipakai di Sandbox dan Roblox.

Skema cross platform tersebut yang menambah risiko keamanan siber perbankan. “Hal ini harus diantisipasi dari sisi keamanan. Nantinya, celah tidak hanya urusan dari perbankan, tetapi juga dari sisi platform metaverse,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Senin (21/3).

Sedangkan perbankan merupakan salah satu sektor yang diincar oleh peretas (hacker), bahkan sebelum metaverse menjadi tren. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), ada 927 juta upaya serangan siber tahun lalu.

Porsi serangan siber ke industri keuangan, termasuk perbankan sebesar 21,8%.

Pratama mengatakan, salah satu jenis serangan siber yang akan marak menyasar perbankan di metaverse adalah peretasan. Sejauh ini, ada banyak hacker yang membidik aset digital di metaverse, seperti kripto dan NFT.

Selain itu, menurutnya berbagai model serangan baru berpotensi muncul. “Misalnya, rekayasa sosial (social engineering) yang dilakukan lewat karakter aktif di metaverse dan semacamnya,” kata Pratama.

Ia menyarankan agar perbankan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama di bidang keamanan siber. Ini dilakukan sembari meningkatkan kapabilitas keamanan siber.

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya pun menyarankan bank untuk berhati-hati dalam mengadopsi metaverse. “Jangan terlalu cepat adopsi,” ujarnya. “Adopsi metaverse masih terlalu dini di Indonesia.’

Meski begitu, sejumlah bank BUMN sudah merambah metaverse. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya, menggandeng WIR Group untuk masuk ekosistem metaverse.

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, perseroan mengutamakan kenyamanan dan keamanan nasabah. Dengan memperkuat dua aspek itu, cabang virtual di metaverse diklaim akan membawa nasabah pada pengalaman unik.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement