Nasib Investor Saat Gim Balap F1 Delta Time Tutup, NFT Tak Ada Harga
Gim bergenre balap yang memakai NFT alias non-fungible token pertama di dunia F1 Delta Time tutup karena masalah lisensi. Harga NFT-nya pun menjadi tak bernilai.
F1 Delta Time meluncur pada 2019. Dua bulan kemudian, pengembangnya yakni Animoca mengumumkan NFT pertama yang dijual untuk game ini.
Gim berbasis NFT ini didasarkan pada mata uang kripto (cryptocurrency) ethereum. Pengguna dapat mengonversikan ethereum menjadi token utilitas REVV Animoca.
Melalui token itu, pengguna bisa membeli dan memperdagangkan NFT berbentuk item dalam game, seperti mobil, pengemudi, dan aksesoris.
Setelah beroperasi empat tahun, F1 Delta Time tutup. Animoca menutup gim balap ini pada 16 Maret, karena kehilangan lisensi resmi dari Formula 1.
"Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa F1 Delta Time akan berhenti beroperasi," kata Animoca dikutip dari PC Gamer, Rabu (6/4).
Akibat penutupan game itu, harga NFT terkait menjadi tak bernilai karena tidak ada lagi utilitas untuk bermain gim.
Padahal, pemain bisa menghabiskan hampir US$ 300.000 atau Rp 4,3 miliar untuk satu transaksi.
NFT F1 Delta Time bahkan pernah dijual untuk mengumpulkan dana bagi upaya pemulihan Australia dari kebakaran hutan pada 2020. Nilainya US$ 288.000 atau Rp 4,1 miliar.
"Kini, aset mereka seolah-olah tidak berharga lagi," demikian dikutip dari PC Gamer.
Animoca berusaha untuk memberi kompensasi kepada pemilik NFT F1 Delta Time. Menurut pengembang, pemain yang terkena dampak dapat diberi mobil pengganti, pass balap hingga aset proksi yang akan digunakan di ekosistem game Animoca lain nantinya.
Namun, Tech Spot melaporkan bahwa upaya pengembang itu malah membuat investor kesal. Sebab, meskipun diganti dengan aset digital lain, nilainya tidak akan sebesar NFT F1 Delta Time.