East Ventures Kucurkan Pendanaan Lanjutan ke Startup Rp 96,7 triliun
East Ventures mencatatkan pendanaan lanjutan kepada startup US$ 6,7 miliar atau Rp 96,7 triliun. Perusahaan modal ventura ini juga membukukan nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) tahunan lebih dari US$ 86 miliar atau Rp 1.234 triliun.
Perusahaan itu menutup lebih dari 80 kesepakatan pendanaan tahun lalu. Sebanyak 48 di antaranya perusahaan baru.
Jumlah pendanaan tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. "Ini memperkuat posisi kepemimpinan East Ventures di kawasan Asia Tenggara dalam membawa lebih banyak dampak kepada masyarakat," demikian dikutip dari laporan East Ventures Sustainability Report 2020, kemarin (20/4).
Tahun lalu, East Ventures memang gencar memberikan pendanaan kepada startup. Salah satunya, pendanaan tahap awal kepada startup software as a service (SaaS) McEasy US$ 1,5 juta atau Rp 22 miliar.
East Ventures juga terlibat dalam pendanaan kepada startup kuliner Legit Group. Platform e-groceries multi-channel berbasis di Indonesia, Pasarnow juga mengumumkan pendanaan tahap awal US$ 3,3 juta yang dipimpin oleh East Ventures.
Perusahaan modal ventura itu pun memimpin pendanaan seri B kepada startup asuransi (insurtech) Fuse tahun lalu. Nilainya mencapai US$ 50 juta atau Rp 717 miliar.
Selain itu, East Ventures berhasil mengantarkan 30 kesepakatan exit strategy. Pendekatan exit strategy dilakukan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian.
Beberapa startup portofolio East Ventures yang telah menjalankan exit strategy antara lain:
- Kudo yang diakuisisi oleh Grab
- Loket yang diakuisisi oleh Gojek
- Bridestory diakuisisi oleh Tokopedia.
East Ventures mencatat, ada 30 negara di seluruh dunia yang terpengaruh lewat pendanaan perusahaan kepada startup. Perusahaan modal ventura ini mempunyai 200 lebih startup portofolio.
Sebanyak 61% di antaranya berasal dari Indonesia. Kemudian 21% Singapura, 3% Malaysia, 3% Vietnam, 2% Thailand, dan 4% pasar lainnya.
Paling banyak atau 35% startup portofolio East Ventures berasal dari sektor internet software dan services. Kemudian 28% e-commerce, 12% fintech, serta 10% edutech, agritech dan lainnya.
Selain itu, 7% startup dari sektor kesehatan, 5% supply chain, logistik, dan delivery, serta 3% di bidang kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), data management, dan cybersecurity.
Beberapa startup portofolio East Ventures di Indonesia telah berstatus unicorn yakni Tokopedia, Traveloka, dan Xendit.
Selain itu, Ruangguru dikabarkan segera menjadi unicorn. Startup pendidikan ini disebut-sebut meraup laba operasional US$ 1,8 juta atau sekitar Rp 25,6 miliar.
“Ruangguru mampu meraih profitabilitas meski menggandakan biaya tunjangan karyawan,” demikian dikutip dari Tech In Asia, akhir tahun lalu (11/10/2021). Dengan profit ini, peluang Ruangguru menjadi unicorn terbuka lebar.