Fintech Xendit Jadi Investor Strategis Bank Sahabat Sampoerna
Xendit melakukan investasi strategis di Bank Sahabat Sampoerna. Startup teknologi finansial (fintech) ini pun akan menjadi mitra teknologi Bank Sampoerna untuk mengembangkan infrastruktur teknologi kelas dunia dan terus meningkatkan proses internal.
Co-Founder sekaligus CEO Xendit Moses Lo menyampaikan, Bank Sampoerna maupun Xendit akan berjalan secara independen, tanpa mengubah produk dan layanan yang ada. Keduanya bekerja sama untuk menetapkan arah strategis jangka panjang.
“Xendit dan Bank Sampoerna telah menjadi mitra sejak awal Xendit di Indonesia. Dengan investasi ini, Xendit bangga dapat mendukung Bank Sampoerna dalam mengembangkan infrastruktur digital Bank dan terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital bangsa,” ujar Moses dalam keterangan pers yang diterima Katadata.co.id, Kamis (21/4).
Bank Sampoerna merupakan bank swasta Indonesia yang berfokus pada bisnis mikro, UKM dan banking-as-a-service kepada bisnis berbasis teknologi. “Kolaborasi telah menjadi titik sentral Bank Sampoerna dalam melayani bisnis mikro dan UKM,” kata CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah.
“Dukungan dari Xendit tentunya akan meningkatkan kemampuan layanan kami. Peningkatan ini akan terlihat dari segi kapasitas layanan, cakupan, dan yang tidak kalah pentingnya, kualitas dan inovasi,” tambah dia.
Pekan lalu, Xendit mengonfirmasi akan membeli saham perusahaan multifinance PT Globalindo Multi Finance. Ini terkait dengan rencana Globalindo Multi Finance merger dengan PT Emas Persada Finance.
“Yang saat ini diumumkan di media adalah rencana aksi korporasi dari Globalindo Multi Finance mengenai perubahan kepemilikan. Xendit group nantinya menjadi salah satu pemilik dari Globalindo Multi Finance,” kata bagian Humas Xendit kepada Katadata.co.id, minggu lalu (13/4).
Namun ia belum memerinci terkait besaran saham yang akan dibeli maupun porsi Xendit nantinya. “Kami akan sampaikan lebih lanjut saat proses administrasi sudah selesai,” kata dia.
Dia juga enggan berkomentar mengenai rencana pengembangan produk Xendit ke depan dari akuisisi tersebut. “Tetapi, kehadiran produk pembiayaan akan menambah value added service kami,” ujar dia.
Xendit mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C pada September 2021. Setelah meraih dana segar, startup fintech payment gateway ini disebut-sebut berstatus unicorn.
Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar. Sedangkan decacorn di atas US$ 10 miliar.
Pendanaan kepada Xendit dipimpin oleh Tiger Global Management. Investor lain yang berpartisipasi yaitu Accel, Amasia, dan Goat Capital.
Xendit akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain. Saat ini, startup fintech itu hadir di Indonesia dan Filipina.
"Fokus utama kami saat ini untuk lebih regionalisasi dan memperluas rangkaian produk," kata Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya dikutip dari TechCrunch, akhir tahun lalu (14/9/2021).