100% Saham Dibeli Elon Musk, Twitter Dikhawatirkan Jadi Sarang Hoaks

Fahmi Ahmad Burhan
28 April 2022, 10:25
Twitter, elon musk, tesla, orang terkaya di dunia, spacex
Reuters
Twitter

CEO Tesla Elon Musk membeli Twitter dan berencana menerapkan prinsip kebebasan berbicara di platform media sosial itu. Namun, kelompok hak digital khawatir visi ini justru membuat maraknya konten berisi ujaran kebencian hingga hoaks.

Direktur kebijakan di kelompok hak digital internasional Access Now Javier Pallero khawatir Elon Musk akan mengambil pendekatan yang lebih bebas dalam moderasi konten.

Pallero mengatakan, akun yang mengunggah konten eksplisit ilegal seperti pornografi dapat dengan mudah beredar. Konten ini juga diperkuat tanpa ada yang membedakannya dari unggahan lain.

Kemudian, muncul masalah konten seperti ujaran kebencian, yang tidak secara eksplisit ilegal, tetapi masih berbahaya. Moderasi konten ini akan longgar dan menjadi lebih umum.

"Tidak mungkin Elon Musk dapat menggunakan platform yang layak untuk kebebasan berekspresi, jika ia tidak memberikan batasan tertentu," kata Pallero dikutip dari Business Insider, Rabu (27/4).

Menurut dia, maraknya konten ujaran kebencian akan berdampak pada pengucilan kelompok tertentu. Mereka yang biasanya dari kelompok minoritas bakal merasa dikucilkan dan terpinggirkan dari platform.

Sedangkan pengguna Twitter bukan hanya berasal dari Amerika Serikat (AS), tetapi juga negara lainnya, seperti Databoks di bawah ini:

Asisten Profesor Sosiologi di Rutgers University Thomas Davidson sepakat dengan kekhawatiran Pallero. Sebab, Elon Musk selama ini dianggap membuat konten yang memecah belah, menyebarkan informasi yang salah, dan terlibat konflik dengan pengguna lain di Twitter.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...