Investor Ungkap Alasan Startup Marak PHK meski Ekonomi Mulai Pulih

Desy Setyowati
25 Mei 2022, 15:07
startup, startup gagal, startup ipo, tanihub, zenius, linkaja, investor
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai pulih dari dampak pandemi corona. Namun ada tiga startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan yakni Tanihub, Zenius, dan LinkAja.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai, tren startup PHK karena beberapa faktor. Salah satunya, investor yang semakin selektif memberikan pendanaan kepada perusahaan rintisan.

“Jadi, startup harus menghemat dana dan berusaha mempunyai runway yang lebih panjang. Salah satu caranya yakni langkah-langkah efisiensi,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Rabu (25/5).

Runway merupakan istilah yang menggambarkan panjangnya umur startup.

Berdasarkan laporan Cento Ventures, porsi nilai investasi ke startup Indonesia dari modal ventura hanya 42% se-Asia Tenggara tahun lalu. Persentase ini menurun dibandingkan 2020 68% dan 2019 53%.

Porsi nilai investasi dari modal ventura ke startup Indonesia 42%. Ini artinya, pendanaan ke perusahaan rintisan Tanah Air sepanjang tahun lalu sekitar US$ 5,96 miliar atau sekitar Rp 230,1 triliun.

Porsi nilai dan jumlah investasi dari modal ventura ke startup Asia Tenggara selama 2021
Porsi nilai dan jumlah investasi dari modal ventura ke startup Asia Tenggara selama 2021 (Cento Ventures)

Meski begitu, menurut dia investor justru tidak masalah dengan keputusan startup melakukan PHK karyawan. “Justru akan mengapresiasi karena pendiri berani mengambil langkah efisiensi,” ujar dia.

Sedangkan Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani menilai, alasan Tanihub, Zenius, dan LinkAja melakukan PHK karena persoalan bisnis. Ia tidak memerinci lebih dalam terkait faktor yang dapat mendorong perusahaan rintisan melakukan efisiensi.

Tetapi sebelumnya, Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital itu mengatakan bahwa ada sentimen negatif global seperti yang terjadi di Silicon Valley. "Namun, itu mungkin sesaat dan tergantung situasi," kata ia kepada Katadata.co.id, dua pekan lalu (12/5).

Ia mengatakan, investor global yang berencana berinvestasi ke startup Indonesia pun bisa saja berpikir ulang melihat kondisi tersebut. Apalagi, menurutnya investor perusahaan rintisan saat ini mengamati situasi pasar modal.

"Ini sangat berpengaruh juga ke sentimen di Indonesia," katanya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...