Dikabarkan PHK Massal, Berapa Anggaran Shopee untuk Gaji Pegawai?
Shopee dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal. Pegawai yang terkan dampak utamanya di lini bisnis Shopee Food dan ShopeePay.
“PHK massal akan dilakukan di seluruh negara di mana Shopee beroperasi,” kata beberapa sumber, dikutip dari Tech In Asia, Senin malam (13/6).
Shopee hadir di Asia Tenggara, serta Taiwan, Brasil, Meksiko, Cili, dan Kolombia.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Shopee. Namun, belum ada tanggapan.
Sea Group juga belum mengeluarkan pengumuman apapun terkait kabar PHK massal di laman resmi. Begitu pun di situs bursa saham New York (NYSE).
Berdasarkan laporan RevoU, Shopee gencar merekrut pekerja selama pandemi corona. RevoU yang mengumpulkan data lebih dari 50 perusahaan teknologi di Indonesia dan regional terkait pertumbuhan jumlah karyawan.
Data dikumpulkan berasal dari LinkedIn Premium Insights, serta riset artikel di Tech in Asia dan Daily Social selama periode Mei 2021 hingga Mei 2022.
Selain itu, perusahaan yang dikaji harus mengalami minimal pertumbuhan karyawan 30% atau pertambahan karyawan 100 orang.
Berdasarkan kajian tersebut, ada tiga perusahaan di Asia Tenggara yang mempunyai persentase pertumbuhan karyawan tertinggi pada Mei, yakni Glints 69%, Shopee 58%, dan TADA 34%.
Sedangkan tiga perusahaan teratas dengan peningkatan jumlah karyawan baru yang konsisten tahun ini yaitu Shopee, Grab, dan Lazada. Rincian penambahan jumlah pegawai startup sejak akhir tahun lalu sebagai berikut:
- Shopee bertambah 17.326 orang
- Grab 3.305 orang
- Lazada 2.027 orang
- Glints 547 orang
- RedDoorz 215 orang
- Zalora 191 orang
- TADA 63 orang
“Perusahaan regional itu di dominasi oleh sektor e-commerce,” kata RevoU.
Berdasarkan laman Shopee Singapura di Linkedin, jumlah pekerja yang tercatat mencapai 48.095 per Pukul 9.53 WIB.
Sedangkan berdasarkan laporan keuangan induk Shopee, Sea Group, total biaya operasional naik 67,8% secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 993,8 juta di kuartal I 2021 menjadi US$ 1,67 miliar pada kuartal I 2022.
Biaya operasionla terdiri dari biaya tetap, variabel, penyusutan, dan bunga. Gaji pegawai masuk dalam biaya tetap.