Waspada Tren TikTok Telepon Teman Pakai Suara Penjawab Otomatis

Desy Setyowati
12 Juli 2022, 13:46
prank tiktok, TikTok
Unsplash/Solen Feyissa
Ilustrasi tampilan aplikasi TikTok

Lelucon (prank) menelepon teman menggunakan suara mesin penjawab otomatis, tren di TikTok belakangan ini. Namun, perusahaan keamanan siber asal Rusia Kaspersky mengingatkan bahwa hal ini membahayakan pengguna.

Sebab, tren itu bisa dimanfaatkan oleh pelaku penipuan online dengan modus Vishing atau kependekan dari voice phishing. Ini adalah taktik penipuan dengan cara meyakinkan seseorang untuk menelepon penipu online dan membagikan informasi pribadi misalnya, data bank.

Tren prank di TikTok tersebut sebagai berikut:

  • Pengguna TikTok yang melakukan prank akan memperkenalkan diri sebagai perwakilan dari Costumer Service toko online terkenal
  • Lalu berpura-pura menerima pembelian dari korban dengan jumlah sekian ribu dolar dan meminta konfirmasi
  • Tidak peduli bagaimana korban menjawab, pengguna TikTok yang melakukan prank akan menggunakan mesin penjawab. Suaranya berbunyi “Thank you, your order has been confirmed.”
  • Korban berpikir bahwa mesin penjawab salah mendengar dan dana akan tetap ditarik secara langsung dari akun mereka
  • Hal itu akan membuat mereka panik dan tidak menyadari tengah menjadi korban prank

Cara tersebut mirip dengan modus penipuan online lewat telepon.

Email phishing biasanya meminta korban mengeklik tautan tertentu untuk membatalkan pembelian. Sedangkan vishing email meminta korban segera menelepon Costumer Support yang tertera di surat elektronik,” kata pakar keamanan Kaspersky dalam keterangan pers, Selasa (12/7).

Pakar keamanan Kaspersky mengatakan, metode itu dipilih oleh penipu online karena ketika korban berbicara melalui telepon, mereka dihadapkan dengan situasi yang membingungkan.

“Korban memiliki tendensi untuk kehilangan fokus,” ujar dia.

Pda situasi itu, penipu akan melakukan apa saja untuk memastikan korban tetap di bawah tekanan. Caranya sebagai berikut:

  • Membuat korban merasa terburu-buru
  • Mengintimidasi dan meminta mereka segera memberikan detail kartu kredit untuk membatalkan ‘transaksi’ palsu tersebut
  • Setelah mendapatkan detail rekening bank korban, para pelaku kejahatan siber ini akan menggunakan informasi tersebut untuk mencuri uang dan menguras tabungan korban.

Kaspersky mendeteksi hampir 350 ribu vishing email selama Maret – Juni. Penipu meminta korban menelepon dan membatalkan transaksi.

Jumlah email vishing secara total meningkat tajam menjadi hampir 100 ribu pada Juni. Peneliti Kaspersky memprediksi tren ini mendapat momentum dan bisa terus berkembang.

Terlebih lagi, pengguna TikTok secara aktif mengulangi skema vishing. Meskipun tidak mengirim email tipuan atau mencuri apapun dari target, melainkan hanya bersifat hiburan.

“Namun, ketika korban diyakinkan untuk membagikan data pribadi melalui telepon, bukan dari situs, korban tidak punya banyak waktu untuk menduga mereka adalah target hoax,” kata pakar.

Selain itu, “banyaknya video di Tiktok tentang lelucon ini bisa menjadi contoh yang membahayakan,” tambah dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...