Deretan Konglomerat Rambah Bisnis Pusat Data di Indonesia

Fahmi Ahmad Burhan
14 Juli 2022, 17:06
Pusat data, konglomerat, sinar mas, grup lippo, salim, indosat, telkom, data center
Alibaba
Pusat data atau data center

Setidaknya ada enam korporasi yang merambah pasar pusat data (data center) di Indonesia. Ini termasuk konglomerat seperti Sinar Mas, Grup Salim, Lippo Group, dan Ciputra.

Sinar Mas misalnya, melalui Smartfren mengincar dana Rp 3,1 triliun. Dana dari private placement ini bakal dimanfaatkan untuk pengembangan pusat data di Indonesia.

Advertisement

Berdasarkan keterbukaan informasi, Smartfren akan menerbitkan 31 miliar saham baru atau 10% dari total keseluruhan saham. Kemudian rencana tersebut bakal diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

“Rencana penambahan modal tidak akan mengakibatkan perubahan pengendalian dalam perseroan mengingat jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan,” kata manajemen Smartfren dikutip dari D-insight, Rabu (13/7).

Sinar Mas juga gencar menyasar pasar pusat data melalui PT Mora Telematika Indonesia Tbk atau Moratelindo. Perusahaan ini berencana melakukan penawaran saham perdana ke publik atau IPO dan mengincar dana 11% dari keseluruhan modal. 

Dana dari IPO itu diperkirakan mencapai Rp 1,03 triliun dan mampu meningkatkan kapasitas pusat data perusahaan.

Katadata.co.id mencatat, setidaknya ada enam korporasi, termasuk konglomerat, yang merambah pasar pusat data, di antaranya:

1. Sinar Mas

Konglomerat ini memang gencar menyasar pasar pusat data di Indonesia sejak tahun lalu. Anak usahanya yakni Smartfren menggandeng perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan komputasi awan (cloud) asal Abu Dhabi. 

Melalui G42 Investment AI Holding RSC Ltd (G42), bakal dikembangkan pusat data atau data center berkapasitas 1.000 megawatt di Indonesia.

Pengembangan pusat data itu akan melibatkan mitra lokal PT Amara Padma Sehati (APS). Kemudian, perusahaan afiliasi Smartfren yang bergerak di bidang penyedia konektivitas berbasis fiber optic, Moratel juga berperan sebagai mitra strategis.

Pada tahap pertama, Smartfren membangun data center dengan kapasitas 100 - 200 megawatt. Mayoritas klasifikasi tier II akan dibangun di beberapa lokasi, yakni di Kota Delta Mas, Cikarang, dan dekat Ibu Kota Negara (IKN) baru, di Kalimantan Timur. 

2. Telkom

Telkom tengah membangun pusat data dengan kapasitas terbesar di Indonesia bernama Telkom HyperScale Data Center (HDC). Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, kehadiran Telkom HDC ini menandakan besarnya kapasitas Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Nusantara dan dunia.

"Ini menjadi milestone penting bagi Telkom untuk menjadi pemain utama pada domain digital platform, sejalan dengan langkah transformasi dan visi Telkom menjadi digital telco," kata Ririek dikutip dari laman resmi Telkom. 

3. Grup Salim

Anak pendiri Grup Salim Anthoni Salim berinvestasi di PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Ia menambah porsi saham di PT DCII dengan merogoh kocek Rp 1,02 triliun, sehingga mencapai 11,12% per tahun lalu. 

Anthoni dan DCI membangun kompleks hyperscale data center park dengan standar global bernama H2 Data Center melalui pendirian PT Datacenter Indonesia Sukses Makmur. Pembangunannya dilakukan sejak kuartal IV 2020.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement