10 Startup RI Berpotensi Jadi Raksasa Teknologi, Ada Milik Raffi Ahmad

Lenny Septiani
8 Agustus 2022, 16:41
startup, raksasa teknologi, unicorn, raffi ahmad
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021). Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini Indonesia memiliki 2.229 perusahaan rintisan ('start up') sampai 2021 ini dan diperkirakan potensi nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 124 miliar dolar AS pada 2025. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

KPMG dan HSBC menilai, ada 10 startup Indonesia yang berpeluang menjadi raksasa teknologi. Mereka yakni Waresix, Stockbit, PayFazz, BukuWarung, HappyFresh, Ralali, Upbanx, Sirclo, OY!, dan AwanTunai.

Dalam laporan bertajuk Emerging Giants in Asia Pasific, KPMG dan HSBC menilai bahwa Indonesia saat ini mirip dengan Cina pada 2000-an.

“Di situlah Indonesia sekarang, di masa-masa awal peluncuran digitalnya (Cina),” kata Head of Clients and Markets and Insurance Practice Leader KPMG Indonesia Susanto, dikutip dari laporan tersebut, Senin (8/8).

Head of Global Liquidity and Cash Management HSBC Indonesia Herani Herawan mengatakan bahwa Indonesia memiliki populasi yang sangat tersebar. Berdasarkan laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 77,02% atau sekitar 212 juta penduduk.

KPMG dan HSBC menganalisis 6.472 perusahaan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Korporasi yang dikaji yakni memiliki valuasi US$ 500 juta atau kurang, berdasarkan data Pitchbook.

Hasilnya, mereka menilai ada 10 startup Indonesia yang berpeluang menjadi raksasa teknologi, di antaranya:

1. Waresix

Startup yang didirikan oleh Andree Susanto dan Edwin Wibowo pada September 2017 ini menawarkan layanan gudang. Perusahaan rintisan ini mencatatkan pertumbuhan karyawan 111% dari 183 menjadi 387 karyawan selama Mei 2021 – Mei 2022.

Waresix didukung oleh investor seperti East Ventures, Tiger Global, SoftBank Ventures Asia, Jungle Ventures, dan EDBI.

2. Stockbit

Stockbit merupakan platform investasi untuk berbagi ide terkait saham, berita, dan informasi keuangan lainnya secara realtime. Perusahaan ini berdiri sejak 1990 dengan nama PT Mahakarya Artha Sekuritas dan terdaftar di OJK.

Pada Desember 2021, PT Mahakarya Artha Sekuritas resmi diakuisisi dan berganti nama menjadi PT Stockbit Sekuritas Digital. Stockbit menerapkan biaya komisi yang kecil 0,10% untuk fee beli dan 0,20% jual.

3. Payfazz

Payfazz merupakan platform keuangan yang menawarkan alternatif pembayaran bagi masyarakat Indonesia. Startup yang berdiri pada 2016 ini merupakan alumni program akselerator Y Combinator Amerika Serikat 9AS).

Perusahaan telah melayani 10 juta pengguna aktif bulanan dan berencana memperluas penawaran dengan menyediakan lebih banyak produk keuangan digital.

Startup itu mengantongi pendanaan seri B US$ 53 juta atau sekitar Rp 765 miliar. Investasi ini dipimpin oleh dua investor Singapura, B Capital dan Insignia Ventures Partners.

4. BukuWarung

BukuWarung merupakan startup penyedia layanan pembukuan, pembayaran digital, dan solusi e-commerce untuk mencatat transaksi keuangan komersial. Startup yang berdiri pada 2019 ini menyasar UMKM.

BukuWarung meraih pendanaan seri A US$ 60 juta pada Juni 2021.

5. HappyFresh

HappyFresh meluncurkan supermarket online, yakni HappyFresh Supermarket pada Februari. Layanan ini menawarkan pengiriman 60 menit atau dikenal dengan istilah quick commerce.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...