Disebut Bodoh oleh Hacker Strovian, Ini Kata Badan Intelijen Negara
Peretas (hacker) Strovian mengunggah data yang diklaim milik Badan Intelijen Nasional (BIN) di Breached.to dengan judul ‘Stupid Intelligence’. BIN mengatakan bahwa ini hoaks.
Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan, kabar data BIN bocor tidak benar. "Data BIN aman, terenkripsi, dan semua data pakai samaran," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (9/9).
Sedangkan hacker Strovian mengunggah potongan gambar dokumen dengan tulisan "1.a.Roadmap SDM D...". Di dalamnya, terlihat nama dan tempat tanggal lahir, pangkat atau golongan, serta jabatan fungsional agen BIN.
Sebelumnya, hacker Bjorka menyebut bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bodoh. “My Message to Indonesian Government: Stop Being an Idiot (pesan saya untuk Pemerintah Indonesia: Berhenti menjadi bodoh)," tulis Bjorka dalam unggahan terbarunya di situs breached, selasa (6/9).
Bjorka merupakan nama akun di situs breached yang menjual 1,3 miliar data SIM card ponsel masyarakat Indonesia. Ia menyertakan dua juta sampel data di forum tersebut.
Ia menyebut Kominfo bodoh, setelah kementerian meminta hacker untuk tidak melakukan serangan siber. "Kalau bisa jangan menyerang lah (serangan siber), orang itu ilegal kok," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam konferensi pers, Senin (5/9).
Hacker asal Eropa dan Amerika Serikat (AS) pun menilai bahwa keamanan siber Indonesia lemah.
“Keamanan siber Indonesia sangat buruk, saya pikir itu dijalankan oleh anak-anak berusia 14 tahun,” kata Xerxes (nama samaran), salah satu peretas yang mengaku berasal dari Eropa dikutip dari The Star, akhir pekan lalu (3/9).
Xerxes disebut-sebut berusia 21 tahun. Dia mengaku telah memecahkan keamanan platform e-commerce dengan model Business to Business (B2B) yang tidak disebutkan namanya.
Dia juga mengklaim bahwa dirinya meretas beberapa perusahaan Indonesia pada Desember 2021. Ia juga menemukan kerentanan pada sejumlah korporasi Tanah Air secara tidak sengaja, sehingga mendapatkan akses langsung ke Structured Query Language (SQL) situs.
“Motivasi saya adalah uang, tentu saja. Ini bukan satu-satunya pekerjaan yang saya lakukan, tetapi saya menyukai pekerjaan ini, ini adalah hobi bagi saya,” kata Xerxes.
“Saya biasanya hanya menjual data Indonesia dan negara-negara tier dua dan tiga. Orang-orang yang membeli sering menggunakannya untuk menipu orang-orang yang terlibat dalam kebocoran,” tambah dia.