Laba Microsoft dan Induk Google Anjlok

Desy Setyowati
26 Oktober 2022, 12:13
microsoft, Google
Pixabay
Kantor Google

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Microsoft dan induk Google, Alphabet melaporkan penurunan laba pada kuartal III. Harga saham mereka pun melorot.

Induk Google, Alphabet mencatatkan penurunan laba hampir 30% menjadi US$ 13,9 miliar atau sekitar Rp 216,8 triliun. “Harga sahamnya turun sekitar 7% pada perdagangan Selasa (25/10),” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (26/10).

Advertisement

Pendapatan Alphabet melambat dari 41% pada kuartal III 2021 menjadi 6% tahun ini. Hal ini karena belanja iklan online turun berkelanjutan.

“Penurunan belanja online kali ini termasuk yang terlemah selain periode awal pandemi corona,” demikian dikutip.

Sedangkan rincian pendapatan induk Google sebagai berikut:

  • Laba per saham (EPS): US$ 1,06 atau lebih rendah dibandingkan perkiraan analis Refinitiv US$ 1,25
  • Pendapatan: US$ 69,09 miliar atau lebih rendah dibandingkan perkiraan analis Refinitiv US$ 70,58 miliar
  • Pendapatan iklan YouTube: US$ 7,07 miliar atau lebih rendah dibandingkan perkiraan analis StreetAccount US$ 7,42 miliar. Pendapatan iklan YouTube turun sekitar 2% dibandingkan US$ 7,21 miliar tahun lalu.
  • Pendapatan Google Cloud: US$ 6,9 miliar atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan analis StreetAccount US$ 6,69 miliar. Namun kerugian naik dari US$ 644 juta menjadi US$ 699 juta.
  • Biaya perolehan dari traffic atau Traffic Acquisition Costs (TAC): US$ 11,83 atau lebih rendah dibandingkan perkiraan analis StreetAccount US$ 12,38
  • Pendapatan iklan keseluruhan US$ 54,48 miliar

Chief Business Officer untuk Google Philipp Schindler mengatakan, perusahaan melihat kemunduran dalam pembelanjaan iklan pencarian dari area tertentu seperti asuransi, pinjaman, hipotek, dan cryptocurrency.

Induk Google pun berencana mengurangi perekrutan pekerja. Perusahaan mengatakan total jumlah pegawai penuh waktu naik dari 150.028 tahun lalu menjadi 186.779.

CEO Alphabet Sundar Pichai mengatakan, penambahan jumlah karyawan pada kuartal keempat akan jauh lebih rendah daripada kuartal ketiga. “Sebab perusahaan berfokus pada memoderasi pertumbuhan biaya operasional,” ujar dia.

"Langkah kami memperlambat laju perekrutan akan menjadi lebih jelas pada 2023," kata Pichai.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement