Investor Ungkap 3 Hal Perlu Diwaspadai Startup Tahun Depan

Perusahaan modal ventura di Asia Tenggara akan lebih pemilih tahun depan. Mereka pun mengungkapkan tiga hal yang perlu diwaspadai oleh pendiri startup pada 2023.
“Era uang mudah sudah menjadi sejarah,” kata CEO sekaligus mitra pengelola pendiri di Insignia Ventures Partners yang berbasis di Singapura Yinglan Tan dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (21/12).
Co-founder dan managing partner Alpha JWC Ventures yang berbasis di Indonesia Jefrey Joe mengungkapkan tiga hal yang perlu diwaspadai oleh startup tahun depan, yakni:
- Bagaimana perusahaan akan tumbuh
- Bagaimana perusahaan mempertahankan valuasi
- Bagaimana perusahaan bertahan dalam lingkungan yang penuh tantangan
Menurut firma data Crunchbase, perusahaan modal ventura hanya memberikan pendanaan US$ 369 miliar selama sembilan bulan tahun ini. Angkanya turun dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 679,4 miliar.
“Kami mengamati kontrak penyebaran modal ventura Asia Tenggara 25% - 30% tahun ini, relatif lebih banyak disalurkan di Indonesia,” kata mitra umum di Altara Ventures Gavin Teo.
Dari sisi tahapannya, perusahaan modal ventura lebih banyak memberikan investasi untuk pendanaan Seri B+. Lebih sedikit pendanaan tahap awal dan Seri A.
Meski begitu, dry powder atau uang tersedia di modal ventura masih banyak.
“Sebagian besar modal ventura memiliki modal untuk digunakan, tetapi mereka mencari peluang investasi yang besar,” kata salah satu pendiri dan mitra pengelola Asia di Antler Jussi Salovaara.
Modal ventura mengumpulkan US$ 151 miliar selama tiga kuartal pertama tahun ini. Angkanya melebihi setahun penuh tahun lalu, menurut data PitchBook.
Rincian dana yang diperoleh beberapa modal ventura sebagai berikut:
- Sequoia Southeast Asia mengumpulkan US$ 850 juta pada Juni
- East Ventures mengumpulkan US$ 550 juta pada Juli
- Insignia Ventures Partners mengumpulkan US$ 516 juta pada Agustus
- Merah Putih Fund (MPF) mengumumkan komitmen awal pendanaan putaran pertama US$ 300 juta pada akhir 2021