ChatGPT Lulus Ujian Kedokteran di Amerika
ChatGPT lulus ujian kedokteran Amerika Serikat (AS), menurut peneliti. Platform buatan OpenAI ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Hasil penelitian itu baru berupa studi pra-cetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Para peneliti di AS ini mengkaji batas atas kemampuan ChatGPT.
“Keberhasilan AI (pada ChatGPT) lebih dari 50% dalam salah satu tes standar yang paling sulit, yakni ujian lisensi medis AS atau United States Medical Licensing Examination (USMLE),” kata para peneliti dikutip dari ABC.Net, akhir pekan lalu (12/1).
ChatGPT merupakan buatan lembaga riset asal San Fransisco, Amerika Serikat (AS), OpenAI. Lembaga ini didirikan oleh Elon Musk, Sam Altman, dan beberapa peneliti pada 2015.
ChatGPT kemudian dirilis pada 1 Desember 2022 guna mendapatkan lebih banyak pembelajatan dari pengguna. Dalam lima hari, jumlah penggunanya tembus satu juta.
Setelah viral, para peneliti di bidang penyedia layanan kesehatan yang berbasis di California, Ansible Health bereksperimen dengan ChatGPT. Mereka menggunakan AI buatan OpenAI untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
Hasilnya, ChatGPT dapat menyusun pemberitahuan pembayaran dan menyederhanakan laporan radiologi yang biasanya padat dengan istilah kesehatan. Selain itu, bisa bertukar pikiran terkait kasus-kasus kesehatan yang menantang secara diagnostik.
"Secara keseluruhan, dokter kami melaporkan bahwa ChatGPT mengurangi waktu yang diperlukan untuk melengkapi dokumentasi dan tugas perawatan pasien tidak langsung sebanyak 33%," tulis peneliti.
Mereka kemudian menguji ChatGPT untuk mengikuti ujian kedokteran USMLE. USMLE terdiri dari tiga ujian:
- Untuk mahasiswa kedokteran tahun kedua
- Untuk mahasiswa tahun keempat
- Untuk dokter setelah satu tahun mengikuti pendidikan pascasarjana
Sebagian besar pelamar biasanya membutuhkan lebih dari satu tahun untuk bersiap mengikuti ujian USMLE.
Mahasiswa kedokteran biasanya mengerjakan tes poin satu dan dua dalam sehari. Sedangkan tes poin ketiga, yakni untuk dokter, biasanya membutuhkan dua hari.
Para peneliti mengajukan pertanyaan dari ujian USMLE kepada ChatGPT, yang terdiri dari tanggapan tertulis terbuka hingga pilihan ganda.
Jawaban ChatGPT dinilai secara independen oleh dua juri yang merupakan dokter. Para juri memeriksa apakah jawaban ada dalam kumpulan data yang dapat diakses oleh AI.
Hasilnya, ChatGPT lulus ujian kedokteran. Jawaban yang benar lebih dari 50% atau mendekati ambang lulus USMLE sekitar 60%.
Seorang peneliti integritas akademik di Universitas Deakin Phillip Dawson mengatakan, dia tidak dapat mengevaluasi studi tersebut sendiri.
"Jika penulis benar-benar melakukan apa yang mereka katakan, maka itu adalah hal yang menakutkan,” ujar dia.
Sedangkan Kepala Pelanggaran Akademik di Universitas Macquarie Kane Murdoch tidak terkejut bahwa ChatGPT lulus ujian USMLE. “Ini ujian yang cukup serius dan kompleks,” katanya.
Menurutnya, ChatGPT seperti kalkulator ketika pertama kali muncul. Oleh karena itu, ia menilai bahwa melarang penggunaan ChatGPT tidak akan menghentikan siswa menggunakannya.
Badan Kualitas dan Standar Pendidikan Tersier (TEQSA), yang mengatur pendidikan tinggi di Australia, tampaknya setuju bahwa ChatGPT tidak boleh dilarang.
"Itu bukan strategi yang praktis atau berkelanjutan," kata Helen Gniel, yang mengelola unit integritas pendidikan tinggi TEQSA. "Mesin pembelajar atau machine learning akan meningkat penggunaannya.”