Cerita Jet Lee & Tony Chen Bangun J&T Express hingga Rambah 13 Negara
J&T Express dibangun oleh Jet Lee dan Tony Chen, yang sebelumnya bekerja sama di OPPO. Perusahaan logistik ini pun berstatus decacorn dan telah merambah 13 negara.
J&T Express dikabarkan berencana mencatatkan saham perdana alias intial public offering (IPO) di Hong Kong pada paruh kedua tahun ini. Penawaran awal bertujuan mengumpulkan hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31,2 triliun.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada J&T Express. Namun decacorn Indonesia ini belum bisa memberikan tanggapan.
Sumber yang mengetahui kabar tersebut menyampaikan, J&T Express berencana IPO tahun lalu. “Namun aksi korporasi ini ditunda karena kondisi pasar yang bergejolak,” demikian dikutip dari Reuters, Jumat (17/2).
“J&T Express berencana menjual 10% sahamnya,” kata sumber Reuters.
Jika IPO tersebut terwujud, bisa menjadi salah satu listing terbesar di Bursa Efek Hong Kong tahun ini. IPO terbesar tahun lalu yakni China Tourism Group Duty Free Corporation yang mengumpulkan US$ 2,1 miliar pada Agustus.
J&T didirikan di Indonesia pada 20 Agustus 2015 oleh pendiri OPPO Tony Chen dan Jet Lee, yang sebelumnya menjabat CEO OPPO Indonesia. J&T pun diambil oleh nama keduanya.
OPPO merupakan bagian dari BBK Electronics Corporation, sama seperti Realme dan Vivo. Jet Lee bergabung dengan BBK pada 1998. Ia menjadi manajer regional OPPO di Provinsi Jiangsu dan Anhui pada awal-awal karier.
Dia menciptakan sistem distribusi tiga tingkat OV. Area yang menjadi tanggung jawabnya pun selalu menjadi yang teratas dalam penjualan ponsel OPPO.
“Bahkan ada ‘Penghargaan Jet Lee’ yang dinamai menurut namanya untuk memberi penghargaan kepada tenaga penjualan terbaik,” demikian dikutip dari KrAsia pada Mei 2021.
Pada 2013, Jet Lee menjelajahi pasar Indonesia. Ia pun menjadikan OPPO sebagai salah satu dari dua merek terlaris, dan kini, ponsel pintar (smartphone) ini menempati urutan pertama di Tanah Air.
Jet Lee mengundurkan diri dari OPPO pada 2015. Kemudian dia membangun J&T Express.
Ia menyadari bahwa perusahaan tidak akan melangkah jauh jika berpuas diri dengan perolehannya di Indonesia. “Kalau J&T Express tetap di Asia Tenggara, cepat atau lambat perusahaan lain akan datang dan merebut pasar,” kata dia.
J&T Express pun masuk ke pasar Cina dengan mengakuisisi Longbang Express, perusahaan logistik yang berbasis di Shanghai. Decacorn ini diuntungkan oleh agen BBK yang berkantong tebal.
“Meskipun mereka baru dalam industri logistik, mereka memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam industri ponsel, yang memberi mereka kemampuan untuk memobilisasi sumber daya yang sangat besar dalam waktu singkat,” demikian dikutip dari KrAsia.
J&T Express pun rajin memberikan diskon di Cina.
Sumber 36Kr pun membagikan informasi mengenai model kerja BBK. Untuk pasar utama, seperti Yiwu dan Guangzhou, agen provinsi mengelola operasional dengan bantuan dari seseorang yang ditunjuk oleh kantor pusat.
Berarti kantor pusat akan melibatkan diri secara langsung di pasar utama.
Untuk pasar non-utama, agen provinsi menerima telepon dan akan merekrut agen baru untuk mengelola pasar. Dengan cara ini, sumber daya yang paling berharga hampir seluruhnya masih berada di tangan tim inti BBK.
Ketika perang harga awal begitu sengit sehingga semua gerai waralaba merugi, kantor pusat masih memberikan subsidi untuk membantu agen mengatasi kesulitan. Dan setelah bisnis secara bertahap berada di jalur yang benar, jika agen ingin menyewakan gerai, mereka dapat memperoleh banyak uang dari biaya waralaba.
Sistem kerja seperti itu diterapkan juga oleh Jet Lee di J&T Express. Berkat dukungan dan sumber daya kru BBK dari OV, J&T dapat mulai beroperasi dalam waktu singkat.
Kini J&T Express hadir di 13 negara yakni Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Cina, Arab Saudi, UEA, Meksiko, Brasil, dan Mesir.
Pada Februari 2022, J&T Express mengumpulkan pendanaan US$ 2 miliar dari sejumlah investor termasuk Temasek, Boyu Capital, dan Sequoia Capital China.