Elon Musk Pilih Neuralink Ketimbang Metaverse dan ChatGPT, Apa Itu?
Elon Musk meninggalkan pengembang ChatGPT yakni OpenAI dan tidak merambah metaverse yang tren tahun lalu. CEO Tesla dan Twitter ini lebih memilih layanan cip otak Neuralink.
Orang terkaya kedua di dunia versi Bloomberg itu meninggalkan pengembang ChatGPT pada 2018. Kini, Microsoft, Google hingga Baidu Cina merambah bisnis chatbot berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Elon Musk juga mengatakan bahwa AI seperti ChatGPT bisa menjadi risiko terbesar di masa depan. Padahal, ia merupakan salah satu pendiri OpenAI yakni pengembang (developer) ChatGPT.
“Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI,” kata Elon Musk kepada peserta World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, dikutip dari CNBC Internasional, pekan lalu (16/2).
Ia mengatakan bahwa teknologi AI membawa dampak positif dan negatif. “Dengan (kehadiran AI) itu datanglah bahaya besar,” tambah dia.
Menurutnya, AI memiliki risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan. “Peraturan mungkin sedikit memperlambat AI, tapi saya pikir itu mungkin juga hal yang baik," ujarnya.
Tahun lalu, ketika perusahaan teknologi seperti Facebook, Apple, Microsoft hingga agensi Blackpink beralih ke dunia virtual metaverse, Elon Musk tidak buru-buru melakukan hal serupa.
Elon Musk lebih memilih Neuralink.
"Saya tidak melihat seseorang memasang layar ke wajah mereka sepanjang hari," kata Musk dalam wawancara dengan The Babylon Bee ketika ditanya tentang pemikirannya soal ekosistem metaverse, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (22/12/2021).
“Saya tidak tahu apakah saya harus membeli barang metaverse ini, meskipun orang banyak berbicara tentang hal itu,” kata dia.
Elon Musk mengatakan bahwa dia tidak melihat masa depan dengan banyak orang meninggalkan dunia fisik untuk hidup secara virtual. Ia bercerita, penggunaan headset virtual reality (VR) justru cenderung memicu pusing saat bermain video gim.
Elon Musk Pilih Neuralink
Ketimbang penggunaan perangkat keras (hardware) seperti headset VR, menurutnya neuroteknologi lebih memudahkan seseorang beralih ke dunia virtual.
Elon Musk pun mendirikan Neuralink, perusahaan neuroteknologi yang bertujuan menyebarkan implan otak manusia. Cip yang ditanamkan di otak dinilai bisa memulihkan dan meningkatkan kemampuan fisik.
CEO Twitter itu pernah mendemonstrasikan cip brain-computer interface yang ditanamkan langsung ke otak babi pada tahun lalu.
Cip itu diharapkan dapat menciptakan simbiosis antara manusia dengan kecerdasan buatan alias AI. Tujuan awalnya, mengobati gangguan dan penyakit otak pada manusia.
Jika tujuan itu berhasil, Neuralink berencana menggunakan cip tertanam di otak untuk mengendalikan ponsel hingga memanggil mobil Tesla lewat telepati.
Cip buatan Neuralink berukuran koin logam. Semikonduktor ini mempunyai baterai yang dapat bertahan sepanjang hari dan bisa terhubung ke ponsel pintar (smartphone) pengguna.
Dalam uji coba itu, cip buatan Neuralink mampu membaca aktivitas otak babi. Namun, tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak babi.
The Independent melaporkan, harga cip itu kemungkinan sama dengan ponsel premium.
Wired menyebutkan, perangkat Neuralink adalah cip komputer kecil bertabur elektroda yang sangat halus. Ini bertujuan agar dapat dijahit oleh robot seperti mesin jahit ke otak.
Perangkat itu berfungsi menangkap sinyal di otak dan menerjemahkannya ke kontrol motorik.
“Saat pengguna berpikir untuk menggerakkan lengan atau tangan mereka, kami akan memecahkan kode niat tersebut, yang akan dikirim melalui Bluetooth ke komputer pengguna,” demikian isi deskripsi situs Neuralink dikutip dari National Post pada 2021 (7/12/2021).
Pengguna awalnya akan belajar mengontrol melalui mouse virtual. Kemudian, mendapatkan lebih banyak latihan dan algoritme decoding adaptif.
“Kami berharap pengguna dapat mengontrol banyak perangkat, termasuk keyboard atau pengontrol game,” kata perusahaan.
Elon Musk Lirik Startup Didukung Jeff Bezos dan Bill Gates
Neuralink kalah dibandingkan startup yang didukung oleh bos Amazon Jeff Bezos dan pendiri Microsoft Bill Gates, Synchron dalam hal perizinan. Perusahaan rintisan ini mendapatkan izin dari Food and Drug Administration (FDA) pada Agustus 2020.
Synchron menjadi perusahaan pertama yang menerima Synchron the Breakthrough Device designation dari FDA untuk melakukan uji coba BCI yang dapat ditanamkan secara permanen pada pasien manusia.
Synchron the Breakthrough Device designation adalah perangkat medis yang berpotensi memberikan perawatan lebih baik atas kondisi yang melemahkan atau mengancam jiwa
Synchron mendaftarkan pasien dalam uji kelayakan awal. Ini bertujuan menunjukkan bahwa teknologi itu aman untuk diterapkan pada manusia.
Enam pasien akan ditanamkan dengan BCI Synchron selama penelitian. “Perusahaan sudah setengah jalan,” kata Chief Commercial Officer Synchron Kurt Haggstrom dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (18/2).
Elon Musk kabarnya mendekati Synchron untuk berinvestasi, walaupun CEO Tesla ini memiliki Neuralink.
Perusahaan yang mengembangkan cip antarmuka otak-komputer atau brain-computer interface (BCI) memang ada beberapa, di antaranya:
- Synchron yang didukung Jeff Bezos dan Bill Gates
- Neuralink milik Elon Musk
- Blackrock Neurotech
- ClearPoint Neuro
- BrainGate
- Neurable
BCI adalah sistem menguraikan sinyal otak dan menerjemahkannya menjadi perintah untuk teknologi eksternal.
Pesaing Synchron menanamkan BCI melalui operasi otak terbuka. “Sedangkan kami mengandalkan pendekatan kurang invasif yang dibangun di atas teknik endovaskular yang sudah ada selama puluhan tahun,” kata Synchron.
Teknik yang dimaksud yakni BCI Synchron dimasukkan melalui pembuluh darah ke otak.
Stent Synchron, yang disebut Stentrode, dilengkapi dengan sensor kecil dan dikirim ke pembuluh darah besar yang berada di samping korteks motorik.
Stentrode terhubung ke antena yang berada di bawah kulit di dada dan mengumpulkan data mentah otak yang dikirim keluar tubuh ke perangkat eksternal.
Direktur Senior Ilmu Saraf Synchron Peter Yoo mengatakan, perangkat tidak dimasukkan langsung ke jaringan otak, karena kualitas sinyal otak tidak sempurna. Selain itu, “otak tidak suka disentuh oleh benda asing,” kata Yoo.
Oleh karena itu, pendekatan atau prosedur yang kurang invasif dinilai lebih mudah untuk mengakses otak manusia.
“Ada sekitar 2.000 intervensionis yang dapat melakukan prosedur ini,” kata Yoo kepada CNBC Internasional. "Ini sedikit lebih terukur, dibandingkan dengan, katakanlah, operasi otak terbuka atau lubang duri, yang hanya dapat dilakukan oleh ahli bedah saraf."
Hal-hal yang dapat dilakukan menggunakan alat kendali otak milik Synchron yakni:
- Untuk pasien dengan kelumpuhan parah atau penyakit degeneratif seperti amyotrophic lateral sclerosis, atau ALS, teknologi Synchron: membantu mereka mendapatkan kembali kemampuan berkomunikasi baik melalui mengetik, mengirim SMS, atau bahkan mengakses media sosial.
- Pasien dapat menggunakan BCI Synchron untuk berbelanja online dan mengelola kesehatan dan keuangan