Elon Musk Pilih Neuralink Ketimbang Metaverse dan ChatGPT, Apa Itu?

Desy Setyowati
22 Februari 2023, 07:00
Elon Musk, chatgpt, metaverse, neuralink
Istimewa
Elon Musk

Elon Musk meninggalkan pengembang ChatGPT yakni OpenAI dan tidak merambah metaverse yang tren tahun lalu. CEO Tesla dan Twitter ini lebih memilih layanan cip otak Neuralink.

Orang terkaya kedua di dunia versi Bloomberg itu meninggalkan pengembang ChatGPT pada 2018. Kini, Microsoft, Google hingga Baidu Cina merambah bisnis chatbot berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Advertisement
ChatGPT
ChatGPT (Search Engine Journal)

Elon Musk juga mengatakan bahwa AI seperti ChatGPT bisa menjadi risiko terbesar di masa depan. Padahal, ia merupakan salah satu pendiri OpenAI yakni pengembang (developer) ChatGPT.

“Salah satu risiko terbesar bagi masa depan peradaban adalah AI,” kata Elon Musk kepada peserta World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, dikutip dari CNBC Internasional, pekan lalu (16/2).

Ia mengatakan bahwa teknologi AI membawa dampak positif dan negatif. “Dengan (kehadiran AI) itu datanglah bahaya besar,” tambah dia.

Menurutnya, AI memiliki risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan. “Peraturan mungkin sedikit memperlambat AI, tapi saya pikir itu mungkin juga hal yang baik," ujarnya.

Tahun lalu, ketika perusahaan teknologi seperti Facebook, Apple, Microsoft hingga agensi Blackpink beralih ke dunia virtual metaverse, Elon Musk tidak buru-buru melakukan hal serupa.

Film Ready Player One
Film Ready Player One (Netflix)

Elon Musk lebih memilih Neuralink.

"Saya tidak melihat seseorang memasang layar ke wajah mereka sepanjang hari," kata Musk dalam wawancara dengan The Babylon Bee ketika ditanya tentang pemikirannya soal ekosistem metaverse, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (22/12/2021).

“Saya tidak tahu apakah saya harus membeli barang metaverse ini, meskipun orang banyak berbicara tentang hal itu,” kata dia.

Elon Musk mengatakan bahwa dia tidak melihat masa depan dengan banyak orang meninggalkan dunia fisik untuk hidup secara virtual. Ia bercerita, penggunaan headset virtual reality (VR) justru cenderung memicu pusing saat bermain video gim.

Elon Musk Pilih Neuralink

Ketimbang penggunaan perangkat keras (hardware) seperti headset VR, menurutnya neuroteknologi lebih memudahkan seseorang beralih ke dunia virtual.

Elon Musk pun mendirikan Neuralink, perusahaan neuroteknologi yang bertujuan menyebarkan implan otak manusia. Cip yang ditanamkan di otak dinilai bisa memulihkan dan meningkatkan kemampuan fisik.

Ilustrasi Neuralink
Ilustrasi Neuralink (YouTube/@Joesppi)

CEO Twitter itu pernah mendemonstrasikan cip brain-computer interface yang ditanamkan langsung ke otak babi pada tahun lalu.

Cip itu diharapkan dapat menciptakan simbiosis antara manusia dengan kecerdasan buatan alias AI. Tujuan awalnya, mengobati gangguan dan penyakit otak pada manusia.

Jika tujuan itu berhasil, Neuralink berencana menggunakan cip tertanam di otak untuk mengendalikan ponsel hingga memanggil mobil Tesla lewat telepati.

Cip buatan Neuralink berukuran koin logam. Semikonduktor ini mempunyai baterai yang dapat bertahan sepanjang hari dan bisa terhubung ke ponsel pintar (smartphone) pengguna.

Dalam uji coba itu, cip buatan Neuralink mampu membaca aktivitas otak babi. Namun, tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak babi.

The Independent melaporkan, harga cip itu kemungkinan sama dengan ponsel premium.

Wired menyebutkan, perangkat Neuralink adalah cip komputer kecil bertabur elektroda yang sangat halus. Ini bertujuan agar dapat dijahit oleh robot seperti mesin jahit ke otak.

Perangkat itu berfungsi menangkap sinyal di otak dan menerjemahkannya ke kontrol motorik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement