Startup Fintech Indonesia Raih Investasi Rp 60 Triliun Sejak 2018
Startup teknologi finansial (fintech) Indonesia meraih pendanaan US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 60 triliun selama 2018 – 2022. Investasi ke sektor ini melonjak pada 2021.
Saat itu, fintech Ajaib meraih investasi US$ 240 juta, Stockbit dan Bibit masing-masing US$ 95 juta, Xendit US$ 215 juta, LinkAja US$ 100 juta, dan Akulaku US$ 125 juta.
Ajaib, Xendit, dan Akulaku pun menjadi unicorn atau startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.
“Investasi ke fintech Indonesia pada 2020 – 2022 US$ 3,2 miliar atau 4,6 kali lipat dibandingkan 2017 – 2019,” demikian dikutip dari laporan Boston Consulting Group (BCG) dan AC Ventures (ACV) bertajuk Indonesia’s Fintech Industry is Ready to Rise yang diluncurkan di Jakarta, Rabu sore (29/3).
Rincian pendanaan ke startup fintech Indonesia sebagai berikut:
Lebih dari 80% total investasi kepada startup fintech Indonesia merupakan pendanaan tahap awal (early-stage funding) hingga pendanaan seri B. Managing Partner AC Ventures Helen Wong mengatakan, ini menunjukkan dukungan kuat untuk inovasi awal dan komitmen investor pada industri fintech.
“Kecenderungan ini kemungkinan akan terus mendorong inovasi dan mendisrupsi lanskap layanan keuangan yang ada,” katanya dalam acara AC Ventures & BCG Fintech Report Launch – Media Roundtable.
Tren investasi mencerminkan diversifikasi pasar fintech di Indonesia. “Segmen pinjaman online (fintech lending) dan pembayaran (payment) tidak lagi menjadi area utama yang diminati,” ujarnya.
Meskipun kedua segmen fintech tersebut dinilai tetap penting, namun terdapat peningkatan investasi pada segmen investasi (wealthtech), asuransi (insurtech) dan Software as a Service (SaaS).
Mengingat kondisi ekonomi global saat ini, ia mengungkapkan bahwa saat ini investor mencari jalur yang jelas menuju profitabilitas sebelum mencapai pendanaan seri D.
Founder sekaligus Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, perusahaan merupakan salah satu investor paling aktif di industri fintech Indonesia. Menurutnya, startup sektor ini menawarkan prospek pertumbuhan yang besar.
Menurutnya, peningkatan eksponensial jumlah pemain fintech dari 51 pada 2011 menjadi 334 tahun lalu, meningkatnya keterlibatan pelanggan dan pendanaan ekuitas, merupakan indikasi potensi sektor yang besar.
“Strategi investasi kami sejalan dengan perusahaan yang paling berdampak dan inovatif dalam ruang ini,” katanya.