6 Jenis Startup Digandrungi Konglomerat Kini Ramai Tutup dan PHK

Desy Setyowati
11 Mei 2023, 13:44
Metaverse, Bananas, konglomerat, startup tutup
Katadata/Desy Setyowati
Metaverse dan Bananas

Setidaknya ada enam sektor startup yang digandrungi konglomerat hingga orang terkaya ketiga dunia Jeff Bezos selama pandemi corona dan kini ramai tutup. Keenamnya yakni metaverse, non-fungible token atau NFT, e-grocery, quick commerce, cloud kitchen, dan warung digital.

Metaverse

Metaverse menjadi tren setelah Facebook berganti nama menjadi Meta pada Oktober 2021. Startup, lembaga pendidikan hingga bank di Indonesia pun menyediakan layanan ini.

Namun metaverse tak lagi populer tahun ini. Beberapa perusahaan global seperti Disney bahkan menutup divisi metaverse.

NFT

Lalu NFT tren di Indonesia berkat Ghozali Everyday. Masyarakat bahkan berbondong-bondong menjual foto bakso hingga KTP di OpenSea, marketplace atau tempat jual-beli NFT.

E-Grocery

Ketika kasus Covid-19 meningkat di Tanah Air, layanan e-grocery dianggap menjadi salah satu cara memutus rantai penyebaran virus corona.

Masyarakat bisa membeli sayur-sayuran dan kebutuhan harian lainnya melalui startup e-grocery seperti Sayurbox dan Segari. Startup jenis ini pun digandrungi oleh konglomerat di Indonesia seperti:

  1. Grup Djarum: Ranch Market dan Segari
  2. Astra International: Sayurbox
  3. Grup Ciputra: Sayurbox
  4. Triputra Group dan Multi Persada Nusantara: Kedai Sayur
  5. Telkom: TaniHub Group
  6. Grup Lippo

Transaksi kebutuhan pokok secara online saat pandemi corona memang meningkat. Laporan L.E.K Insights pada November 2021 menunjukkan, penjualan bahan pokok secara online tumbuh empat sampai lima kali lipat dari 2019 hingga 2020. Nilainya diperkirakan US$ 5 miliar – US$ 6 miliar hingga 2025.

Riset YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020 menunjukkan, berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis selama pandemi.

Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet berencana terus berbelanja bahan makanan secara online. Selain itu, 77% konsumen lebih sering menyiapkan makanan di rumah ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Namun beberapa startup di sektor e-grocery kini menutup layanan. Mereka di antaranya:

  1. Startup penyedia sayur dan bahan bokok Brambang tutup dan berganti model bisnis
  2. Startup penyedia sayur dan bahan bokok Sayurbox menutup toko offline dan bisnis di dua lokasi
  3. Startup penyedia sayur dan bahan bokok Tanihub menutup layanan business to consumer (B2C)
  4. Startup penyedia sayur dan bahan bokok HappyFresh sempat tutup, namun beroperasi kembali setelah mendapatkan pendanaan

Sementara itu, dua startup sejenis yang menyatakan bangkrut yakni:

  1. Stoqo
  2. Tumbasin

Quick Commerce

Perkembangan transaksi e-grocery saat itu mendorong munculnya startup quick commerce. Startup e-grocery juga kemudian meluncurkan layanan quick commerce.

Dikutip dari Statista, quick commerce merupakan istilah yang menggambarkan bentuk e-commerce dengan pengiriman pesanan dalam jumlah kecil namun cepat.

Produk di platform quick commerce biasanya harus cepat diantar, seperti bahan makanan segar atau produk-produk rumah tangga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...