TikTok: Potensi Bisnis Belanja Live Streaming Indonesia Rp 405 Triliun
TikTok menyebut potensi bisnis belanja live streaming atau shoppertainment di Indonesia US$ 27 miliar atau sekitar Rp 405 triliun pada 2025. Di Asia Pasifik, nilainya bisa mencapai US$ 1 triliun.
Data tersebut berdasarkan studi TikTok dan Boston Consulting Group (BCG) yang bertajuk ‘Shoppertainment: APAC's Trillion-Dollar Opportunity’ di seluruh pasar Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Thailand, Vietnam, Australia, Korea Selatan, dan Jepang.
Head of Global Business Solutions, Asia Pacific, Middle East, Africa & Central Asia TikTok Shant Oknayan menjelaskan shoppertainment adalah perdagangan berbasis konten menghibur dan mendidik.
“Menggabungkan konten dan komunitas untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang sangat mendalam,” ujar Shant dalam Media Briefing TikTok Shoppertainment Summit 2023 di Jakarta, Rabu (5/7).
Pendekatan cara belanja itu menciptakan cara yang menarik bagi brand untuk mengubah interaksi mereka dengan konsumen melalui format ‘video-first, sound-on’.
Analisis BCG memprediksi pertumbuhan tahunan gabungan alias Compound Annual Growth Rate (CAGR) Shoppertainment 63%. Ada tiga pasar penyumbang teratas di Asia Pasifik, yaitu Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.
Shant menyebut TikTok sebagai rumah bagi Shoppertainment yang memberikan pengalaman berbelanja unik bagi konsumen dan brand.
Menurut dia, konsumen saat ini lebih terbuka untuk berpartisipasi serta mengulas brand dan produk. “Sebanyak 92% pengguna TikTok mengambil ‘tindakan’ setelah menonton konten dari brand,” katanya.
Berdasarkan studi berjudul TikTok Marketing Science Global Retail Path to Purchase dari Material, pengguna 1,5 kali lebih mungkin membeli sesuatu yang mereka temukan di TikTok, dibandingkan konsumen di platform lain.
“TikTok lebih dipilih menjadi sumber untuk penemuan produk, tepatnya 1,7 kali lipat dibanding platform lainnya,” ujarnya.